My Story

Begini Rasanya Menabrak Mobil Harga 1M

Gambar Ilustrasi dari Canva.com

Jumat malam kemarin saya berkunjung ke salah satu Rumah sakit ternama di Makassar. Ini bukan kali pertama tapi hampir tiap hari dalam seminggu ini saya bolah balik kesana.

Disana terbaring Om saya yang sedang membutuhkan darah merah dan putih. Badannya selalu lemas dan nafas juga sesak.

Selama kurung waktu seminggu itu hanya anak tunggal dan istrinya yang menemani di rumah sakit. Saya pun sering berkunjung kesana, untuk jaga-jaga saja siapa tahu saya dibutuhkan. Dan juga menemani tante dan sepupu meskioun sekadar bica-bicara lepas saja sedikit banyak mengurangi kesedihannya karena ada Om yang sakit. Terkadang juga mereka tertawa mendengar ku bercerita.

Malam itu tidak biasa saya pulang sebelum jam 8, biasanya sebelum magrib saya sudah meninggalkan rumah sakit, karena saya agak takut pulang malam, maklum anak gadis takut terjadi apa-apa di jalan.

Malam itu hujan turun sangat deras disertai angin kencang, dari balik jendela kamar 3 tempat Om saya dirawat, sangat jelas terlihat daun dan ranting pohon bergoyang begitu hebatnya.

Photo from Unsplash.com

Hujan deras semakin menambah gemuruh malam itu. saya menunda waktu untuk pulang hingga akhirnya hujan reda, tapi beberapa jam kemudian hujan tak berhenti berisik masih saja ribut diluar sana.

Hati ini sudah mulai gelisah, jarum jam menujukkan seperempat menit lagi jam 8, hujan masih dalam kondisi yang sama. Karena takut kemalaman jadi saya harus bisa menerobos hujan ini, pikirku malam itu. Kemudian memutuskan untuk segera pulang dan pamit. Dan benar saja, hujan masih sangat deras.

Dengan terburu-buru saya mengenakan mantel di bawah derasnya hujan. Tak lupa karcis parkir yang siap diperlihatkan oleh petugas di depan sana dan 2 lembar dua ribuan. Di tangan kiri saya ada karcis dan uang, tangan kanan yang mengendalikan gas motor. Karena kondisinya masih hujan, maklum saja jika tangan saya basah dan licin.

Beberapa meter dari tempat saya beranjak tadi, ada sebuah bumpy road didepan sana dan mobil hitam yang faltnya tidak terlalu saya perhatikan. Mobil yang didepan saya ini antara mau berhenti dan mau jalan terus, sama sekali tidak membrikan tanda. 

Baca juga : Penjual Kue Keliling Lolos CPNS

Dari belakang saya menduga mobil ini akan melaju terus, dan tiba-tiba

‘Pppaaaakkkk’ . 

Bagian depan motor saya menabrak mobil hitam tersebut dan kemudian berhenti. Kubuka kaca helm dan ‘wahh..’ bagian belakang mobil tersebut tergores sekitar 10cm.

‘Mati saya’ pikirku malam itu, saya terbayang kata-kata teman saya. ‘Hati-hati kalau naik motor, karena kalo menabrak mobil itu bayarannya mahal, tergores sedikit saja itu 300rb’ .

Dan kuperhatikan bagian sebelah kiri mobil itu ada tulisan merek dari mobil itu yang menurut temanku pernah cerita bahwa mobil dengan merek tersebut harganya mencapai 1M.

Baca juga : Pengalaman Belajar di AYOCPNS

“Habis sudah saya, ini mobil harganya 1 M lebih”. Mobil hitam tersebut berhenti dan keluarlah bapak-bapak yang kepalanya botak berkumis. Berbaju merah maroon dan berkerah mengenakan celana yang agak sedikit kecoklatan.

Menatapku tajam sambil memegangi bagian belakang mobilnya, disusul oleh seorang wanita yang mungkin saja istrinya, juga melihat goresan akibat ulahku yang tak sengaja itu mana goresannya panjang lagi. Uhft….

‘Apanya tergores?, oh ini ee yang tergores’.

Kuperhatikan diriku memasang muka memelas sambil memohon maaf dan menyiapkan diri untuk disemprot. Saya rela diomeli asal tidak disuruh menanggung biaya ini itu, teringat didompet saya hanya ada selembar kertas bernilai berwarna merah.

Kemudian dari mobil juga ada dua orang pemuda, mungkin anaknya. Hati ini sudah siap dengan segala kemarahan yang akan dikeluarkan oleh keluarga pa kumis yang seram ini.

“ Jalan mi ki Bu, tidak apa-apa ji, hati-hati ki Bu malam mi ini, “ kata si pemuda

“ Licin jalanan Bu, hati-hati ki” kata si Ibu tadi

“ Eh jatuh barang ta ini Bu”. katanya mengambil barangku yang terjatuh

Si pemuda tadi membantu saya untuk memarkir si berta (nama motor saya) di bagian agak jauh dari mobil. Dan tiba-tiba si berta ini tidak mau kerjasama, entah mesinnya kenapa tiba-tiba mati.

“Kenapa motor ta Bu”

“Tidak mau menyala Pa” kataku yang sudah panik,

Dengan cekatan beliau menginjak ‘starter kaki’ si Berta ini. Kuperhatikan dari dalam mobil keluar lagi beberapa orang dan juga nenek-nenek dengan kursi rodanya yang siap dirawat dirumah sakit.

Baca juga : Cara Daftar Akun di AYOCPNS

“Menyala mi Bu”

“Eh iya Pa terimakasih banyak Pa”

Ku raih si Berta dan segera beranjak dari tempat itu dan menoleh kebelakang sebentar, seperti inikah rasanya menabrak mobil 1 Milliar. Tak ada omelan, tak ada marah-marah. Sama sekali tidak ada bentakan. Sama sekali tidak ada suara yang meninggi. Tidak ada uang ganti rugi. Ini seperti menabrak mobil-mobilan saja.

Padahal kalau beliau ingin menghapus goresan di mobil itu mungkin butuh ratusan ribu karena pikirku ini mobil mahal. Dan tadi saya sudah siap dengan segala kemungkinan yang terjadi kecuali disuruh bayar ongkos ganti ini itu. wah saya tidak siap.

Sungguh Allah Maha Besar, masih ada orang kaya yang baik di dunia ini. Masih ada orang yang tidak memperbesar masalah kecil seperti itu. 

Teringat saya dua bulan yang lalu ketika pulang dari kampus, niatnya mau belok kiri, lampu tanda belok kiri sudah sejak tadi saya nyalakan tiba-tiba dari arah sebelah kiri ada ‘bentor’ (becak motor)  yang entah muncul dari mana dan menabrak saya, dia terjatuh tapi Alhamdulillah saya tidak apa-apa.

Terlihat kakinya terluka, bentornya tergeletak disana, dan tiba-tiba dia mendekat dan memegang ban motor saya yang didepan.

Bapak itu melotot ke saya sambil meringis kesakitan karena jari kakinya berdarah dan terluka. Saya yang tidak bisa melihat luka seperti itu tiba-tiba lemas,.

“Maaf Pa tadi sudah ada kode dari saya untuk belok kiri Pa” (Mungkin si bapak belum paham kode)

“Tidak Bu, ini saya sakit kalau ke dokter ini mahal bu” meringis kesakitan sambil terus memegangi ban motor depan saya seolah mencegah saya untuk kabur.

Baca juga : Lulus Passing Grade Tes CPNS 2019

“Ini mahal bu bayarannya”

Hati saya sudah dag dig dug, ini adalah kode untuk ganti rugi padahal bukan saya yang salah. 

“Maaf Pa, ini dari saya tidak banyak Pa, karena saya juga mahasiswa kasian Pa. Maaf Pa mungkin saya kurang hati- hati Pa”

Si bapak langsung meraih lembar rupiah dari tanganku sambil berjalan sedikit pincang menuju bentornya. Entah hari itu saya sial karena apa, tapi otak ini masih berpikir bahwa buka saya yang salah. Dari jarak 3 meter sebelum belok lampu tanda belok kiri di motor saya sudah saya nyalakan.

Tapi saya masih bersyukur, karena tidak terluka ataupun berdarah sama sekali. Sayapun juga heran. Sehebat itukah hantaman dari motor saya hingga si bapak dan kendaraannya terjatuh dan berdarah sedangkan saya baik-baik saja.

Pesan juga bagi saya dan pengendara lainnya bahwa bukan hanya hati-hati yang perlu sebelum berkendara tetapi juga doa sebelum keluar rumah. Karena meskipun kita kena kecelakaan kecil seperti kisah saya di atas tadi tapi Alhamdulillah kita baik-baik saja dan tidak terluka sama sekali.

Sekian cerita tidak penting ini dan terimakasih telah meluangkan waktu untuk membaca sampai selesai. Sampai bertemu dikisah selanjutnya. Oh iya ada yang pernah nabrak mobil harga 1 M? cerita dong di kolom komentar.

28 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Hayo mau ngapain???