Bersama Bergerak Berdaya Pulihkan Bumi
Environment

Bersama Bergerak Berdaya Pulihkan Bumi

Kalian merasakan apa  yang saya rasakan beberapa minggu terakhir ini gak? Baru jam 9 atau jam 10 rasanya seperti jam 12 siang, kipas angin udah nyala tapi tetap gerah. Semakin kesini suhu panas ini semakin meningkat ya.

Teman-teman pernah nyadar gak sih kira-kira kondisi seperti ini karena apa? setelah membaca beberapa referensi ternyata ini karena pengaruh pemanasan global. Bahkan bukan hanya di Indonesia saja yang terkena dampak akan tetapi beberapa negera seperti India dan Vietnam juga mengalami hal yang sama.

Kedua negara tersebut bahkan kehilangan beberapa penduduknya karena gelombang panas yang hebat ini. Pemanasan global ini terjadi karena meningkatnya suhu rata-rata udara, atmosfer, laut, dan daratan Bumi. Hal ini disebabkan karena efek rumah kaca yang terjadi ketika ada peningkatan konsentrasi gas-gas di atmosfer yang dapat menyerap dan memantulkan kembali radiasi matahari.

Gas-gas seperti karbon dioksida, metana dan ozon tersebut hadir akibat dari kegiatan sehari-hari manusia seperti misalnya pembakaran bahan bakar fosil seperti minyak bumi dan batu bara. Pemanasan global inilah yang dapat menyebabkan dampak buruk bagi lingkungan dan kehidupan manusia.

Maka dari itu, peran semua elemen sangat dibutuhkan untuk #BersamaBergerakBerdaya #UntukmuBumiku menjadi lebih baik. Lantas apa yang harus kita lakukan untuk berdaya bersama pulihkan Bumi?

bersama bergerak berdayapulihkan bumi

Kondisi Lingkungan Hidup di Indonesia

Beberapa kali lini media kita diramaikan oleh isu bencana alam dimana-mana, baik itu banjir, longsor, angina puting beliung bahkan kebakaran hutan. Ini terjadi bukan karena tidak ada penyebabnya akan tetapi disebabkan oleh aktivitas manusia itu sendiri sehingga alam memberikan hukuman berupa bencana alam yang datang bertubi-tubi. Bencana alam yang terjadi karena dampak dari perubahan iklim akibat pemanasan global.

Efek rumah kaca

Pemanasan global terjadi karena efek rumah kaca yang belum juga kita sadari.  Teman-teman bisa bayangkan jika kalian berada dalam sebuah ruang kaca dan di dalam ruangan itu teman-teman sedang melakukan proses pembakaran atau sederhananya kalian lagi memasak.

Suhu  panas dari kompor atau proses memasak kalian menciptakan suhu panas. Karena kita berada di dalam ruang kaca maka suhu panas itu sulit untuk keluar sehingga suhu disekitar ruangan itu akan panas. Dan semakin panas jika kalian terus-menerus  melakukan proses pembakaran.

Contoh sederhana itulah yang terjadi dengan Bumi kita ini, panas dari sinar matahari dan panas dari bumi akibat aktivitas manusia tidak mampu dipantulkan oleh bumi karena ada efek rumah kaca yaitu gas-gas yang ada di atmosfer Bumi yang menghalangi panas itu dipantulkan kembali ke matahari sehingga suhu bumi pun meningkat seperti yang kita rasakan akhir-akhir ini.

Gas-gas yang ada di atmosfer bumi itu tadi adalah Karbon dioksida (CO2), Metana (CH4), Ozon (O3), Dinitrogen oksida (N2O), Klorofluorokarbon (CFC), dan Uap air (H2O) dari mana datangnya gas tersebut?

  1. Karbon dioksida (CO2 berasan dari proses pembakaran bahan bakar fosil yang merupakan reaksi eksotermik yang melepaskan energi berupa panas dan cahaya yang dilepaskan ke atmosfer Bumi. Proses pembakaran bahan bakar fosil ini terjadi dari beberapa aktivitas manusia seperti pembakaran batu-bara sebagai bahan bakar pembangkit listrik, pemanfaatan minyak bumi dan gas alam, penggunaan kendaraan bermotor , mesin-mesin industri, generator listrik, pesawat terbang, kapal laut dan alat-alat rumah angga serta pertanian yang menggunakan bahan bakar fosil.
  2. Metana (CH4) adalah salah satu gas di atmosfer Bumi yang mampu menangkap radiasi panas dari matahari dan mengurungnya di atmosfer Bumi sehingga panas yang ada di Bumi terperangkap yang mengakibatkan suhu Bumi semakin meningkat. Gas CH4 ini memiliki potensi pemanasan global 25 kali lebih besar daripada CO2. Gas metana ini berasal dari proses pembusukan sampah organik dan kegiatan pertanian lainnya seperti perendaman lahan sawah saat perumbuhan padi, pembusukan kotoran hewan, penguraian bahan-bahan organik secara anaerob dan pembakaran lahan dan pembajakan tanah.
  3. Ozon (O3) terbentuk secara alami melalui siklus Chapma, dimana reaksi pemecahan molekul oksigen (O2) oleh sinar UV menjadi dua atom oksigen yang kemudian bereaksi dengan molekul oksigen lain menjadi molekul O3. Gas ini terdapat di lapisan stratosfer pada ketinggian 35-45 km di atas permukaan bumi dan berfungsi melindungi bumi dari radiasi ultraviolet matahari yang dapat menyebabkan kulit terbakar dan kanker kulit. Namun, terlalu banyak gas ozon dapat menyebabkan pemanasan global.
  4. Dinitrogen oksida (N2O) adalah gas kimia yang terdiri dari nitrogen dan oksigen. Jika menghirup gas ini terlalu lama tanpa mencampurnya dengan oksigen maka akan menyebabkan overdosis. Emisi N2O ini dapat menyebabkan pencemaran udara dan air serta dapat merusak lapiran ozon. Dinitrogen oksida ini biasanya terjadi pada metode pengelolaan limbah sawah. Selain itu, kendaraan bermotor juga dapat menjadi sumber emisi N2O, terutama pada emisi nitrogen oksida (NOx).  Emisi NOx dari kendaraan bermotor dapat mencapai 70% dari total emisi NOx yang dapat meneybabkan pencemaran udara dan dampak negative terhadap kesehatan manusia.
  5. Klorofluorokarbon (CFC) adalah senyawa organik  yang hanya mengandung karbo, klorin, dan flourin yang diproduksi sebagai derivate volatil dari metana, etana, dan propane. Penggunaan CFC menyebabkan lubang pada lapisan ozon karena CFC akan naik ke ozon dan akan mengikat ozon sehingga akan terbentuk lubang di lapisan ozon. CFC yng dilepaskan ke atmosfer, atom CL pada CFC dapat bereaksi dengan atom O pada molekul ozon sehingga merusak lapisan ozon.

Gas-gas inilah yang menjadi ancaman bagi Bumi karena berdampak pada lingkungan hidup. Jika kita perhatikan gas-gas penyebab efek rumah kaca ini sangat dekat dengan kegiatan kita sehari-hari.

Nah, bagaimana kondisi lingkungan di negara kita saat ini karena terlalu sering terpapar efek rumah kaca yang menyebabkan perubahan iklim ini terjadi?

Bagaimana kondisi lingkungan hidup Indonesia?

Perubahan iklim membawa dampak begitu besar terhadap lingkungan yang berimbas pada kehidupan makhluk hidup. Pada tahun 2021 kemarin Sekjen PBB Antonio Guteres menerbitkan hasil laporan kelompok kerja ilmuwan yang tergabung dalam IPCC yang menyatakan bahwa Ilmuwan tersebut memberikan ‘Kode Merah’ bagi umat manusia.

Ini berarti bahwa pemanasan global adalah isu yang sangat krusial yang wajib mengambil perhatian kita karena akan menjadi penyebab bencana cuaca ekstrem di seluruh dunia termasuk Indonesia selam 20 tahun kedepan.

Jika kita masih melakukan aktivitas sehari-hari yang dapat menimbulkan gas efek rumah kaca bertambah maka kondisi bumi kedepannya akan sangat berisko. Untuk itu semua penduduk Bumi, setiap elemen pemerintah, masyarakat dan individu wajib turut serta mengambil langkah untuk #BersamaBergerakBerdaya untuk Bumi.

Seperti yang dilansir Wahana Lingkungan Hidup Indonesia menyebutkan bahwa sebanyak 14ribu studi menyebutkan penyebab kenaikan suhu bumi sebesar 1.1o C akibat pembakaran bahan bakar fosil dan salah satu penyumbang terbanyak adalah industri pembangkit listrik.

Angka kenaikannya bisa saja kecil tapi dengan angka sekecil memberikan efek yang destruktif bagi Bumi. Kondisi suhu Bumi yang semakin meningkat juga memicu angka peristiwa kebakaran di beberapa wilayah juga meningkat seperti yang terjadi di Siberia, seperti yang kita ketahui Siberia adalah wilayah paling dingin di dunia.

Sama halnya dengan beberapa negara di belahan Bumi lain. Indonesia saat ini sedang tidak baik-baik saja. Hutan yang terus menerus dieksploitasi tanpa diimbangi dengan reboisasi. Banyak lahan yang berubah dari hutan menjadi lahan bukan hutan.

Kurang lebih 5.8 juta hektar dari 12.3 juta hektar hutan yang sudah menjadi lahan sawit. Sedangkan diantara hutan-hutan tersebut terdapat masyarakat adat yang menggantungkan hidupnya dari hutan. Pemerintah dalam artian pemangku kebijakan wajib melindungi masyarakat adat yang notabene menjadi salah satu garda terdepan dalam menjaga hutan agar tetap lestari.

Di tahun 2018 data dari IPBES menyebutkan bahwa Indonesia kehilangan 680 hektar hutan setiap tahunnya sedangkan kerusakan sungai yang telah di data oleh KLHK mencatat bahwa dari 105 sungai hanya 4 diantaranya yang masih dalam kondisi baik sisanya tercemar.

Kondisi seperti ini memberikan dampak yang buruk bagi perubahan iklim. Kegiatan pembakaran bahan bakar fosil yang menghasilkan emisi karbon semakin meningkat, hutan sebagai penghasil oksigen yang mampu menyeimbangkan karbondioksida di atmosfer juga sudah berkurang.

Kurangnya kesadaran umat manusia atas dampak yang ditimbulkan akibat terlalu banyak emisi karbon yang dihasilkan dari aktivitas sehari-hari akan memperparah kondisi Bumi saat ini.

Apa saja dampak emisi karbon pada perubahan iklim terhadap lingkungan?

Dampak emisi karbon

Dampak dari emisi karbon yang dulunya tidak kita sadari tapi kita rasakan efeknya saat ini. Beberapa diantaranya sudah sangat meresahkan seperti;

  1. Peningkatan suhu global dan perubahan pola cuaca ekstrem seperti badai, banjir, dan kekeringan. Suhu panas yang bisa menimbulkan kekeringan dan kebakaran, perubahan cuaca ekstrem seperti hujan yang terus menerus berlangsung hingga mengakibatkan banjir dimana-mana yang pada akhirnya menimbulkan kerugian yang besar.
  2. Kenaikan permukaan air laut yang dapat menyebabkan banjir dan pemindahan paksa penduduk. Meningkatnya suhu bumi akan menaikkan permukaan air laut karena mencairnya es di kutub sehingga wilayah daratan semakin menyempit dan potensi tengelamnya beberapa pulau di beberapa negara kemungkinan akan terjadi. Akibatnya penduduk yang mencari daratan sebagai tempat tinggal.
  3. Menurunnya kualitas air dan sumber daya alam lainnya. Pencemaran sumber air akibat kegiatan industri dan limbah rumah tangga.
  4. Kehilangan habitat dan kerusakan ekosistem. Kebakaran hutan, penggundulan hutan, banjir dan tanah longsor menyebabkan beberapa satwa kehilanan habitatnya. Mereka kehilangan sumber makanannya, bahkan mereka bisa punah.

Dan masih banyak lagi dampak yang akan terjadi bahkan lebih ekstrem daripada yang disebutkan diatas. Jika kita mengetahui dan aware tentang hal ini mungkin kita tidak akan ketar-ketir menghadapi situasi.

Langkah Meminimalisir dampak emisi karbon

Untuk itu mari kita bersama mengambil langkah untuk meminimalisir dampak tersebut, contohnya adalah sebagai berikut;

  1. Menggunakan energy terbarukan dan mengurangi penggunaan bahan bakar fosil. Energi terbarukan yang bisa kita manfaatkan untuk mengurangi penggunaan bahan bakar fosil adalah dengan menggunakan tenaga air, energy panas bumi atau geothermal, biomassa dari organisme yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan bakar, cahaya matahari, serta tenaga angin.
  2. Mengurangi penggunaan kendaraan pribadi dan beralih ke transportasi umum atau sepeda karena menggunakan transportasi umum bisa membantu mengurangi emisi gas rumah kaca dan juga pendukung program pemerintah Go Green. Transportasi umum yang bisa kita gunakan seperti teman bus yang sudah ada beberapa daerah dengan tarif yang cukup terjangkau.
  3. Mengurangi pengggunaan listrik dan air. Mematikan lampu atau alat rumah tangga jika tidak diperlukan, gunakan air secukupnya dan tidak digunakan secara berlebihan.
  4. Menanam pohon dan menjaga kelestarian hutan. Menghindari penebangan hutan dan lebih banyak melakukan penanam pohon. Selain menanam pohon langsung kalian bisa juga turut serta menanam pohonn online di team up for impact dengan mengikuti tantangan setiap hari seperti tantangan tidak membeli makanan/minuman dala kemasan, hapus email tidak penting, dukung komunitas bebas fosil dan masih banyak tantangan lainnya , jika poin sudah terkumpul sebanyak 1400 maka akan ada satu pohon yang ditanam atas nama kamu. Jadi, dimana pun kita bisa berkontribusi untuk melestarikan hutan.

Upaya untuk bergerak dan berdaya menjaga lingkungan

#BersamaBergerakBerdaya #UntukmuBumiku perlu mendapat perhatian dari berbagai elemen baik itu pemerintah, sektor swasta, masyarakat maupun individu. Jika kita melakukannya bersama maka tujuan kita melindungi Bumi akan lebih cepat terwujud.

Upaya Pemerintah

Pemeritah Indonesia telah melakukan beberapa upaya untuk menjaga dan melestarikan lingkungan yang harus kita jaga;

Upaya pemerintah dalam menjaga lingkungan
  1. Menerbitkan undang-undang dan peraturan terkait lingkungan hidup, seperti UU No.4 Tahun 1982 tentang ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Peraturan Pemerintah RI No. 24 Tahun 1986
  2. Melakukan program pelestarian lingkungan hidup, seperti konservasi hutan, aforestasi dan reboisasi
  3. Mendorong masyarakat untuk melakukan tindakan yang dapat menjaga kelestarian lingkungan hidup, seperti bercocok tanam dengan bijak, menggunakan produk dalam negeri, dan menjaga kelestarian lingkungan
  4. Memberikan apresiasi dan dukungan terhadap inisiatif masyarakat dalam upaya pemulihan lingkungan hidup seperti penanaman pohon

Upaya-upaya tersebut diharapkan membantu dan menjaga kelestarian ingkungan hidup di Indonesia. Di sektor swasta juga tidak kalah berperan penting dalam menjaga lingkungan, beberapa diantaranya adalah sebagai berikut;

Upaya Sektor Swasta

Sektor swasta dapat meningkatkan profil mereka sebagai bisnis yang ramah lingkungan dan mengembangkan model bisnis yang baik untuk iklim.

Sektor swasta dapat mengambil peran dalam pengembangan dan implementasi proyek iklim karena keahlian spesifik sektor, teknologi, efisiensi, pendanaan dan kewirausahaan.

Upaya sektor swasta dalam menjaga lingkungan

Kemudian sektor swasta juga perlu mengintegrasikan agenda SDGs (Sustainable Developments) dalam menjalankan proses bisnis sehingga menciptakan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan yang inlusif dengan mengutamakan perlindungan terhadapa lingkungan.

Beberapa sektor yang dapat terlibat dalam upaya menjaga lingkungan antara lain, sektor kehutanan, sektor energy, dan sektor transportasi.

Upaya Individu dan Masyarakat

Beberapa upaya bersama yang dapat dilakukan oleh masyarakat dan individu dalam rangka menjaga lingkungan adalah sebagai berikut;

Upaya sektor swasta dalam menjaga lingkungan
  1. Bercocok tanam dengan bijak yang dapat meningkatkan hasil panen dan menjaga keseimbangan ekosistem.
  2. Mengurangi penggunaan pestisida yang mengandung bahan kimia berbahaya
  3. Tidak membuang sampah sembarangan yang akan mengakibatkan pencemaran air dan lingkungan sekitar.
  4. Menggunakan produk dalam negeri yang dapat mengurangi jumlah barang impor yang bisa saja mengandung banyak bahan berbahaya.
  5. Menjaga kelestarian hutan yang berperan penting dalam kehidupan umat manusia karena dapat menghasilkan oksigen dan menyerap karbondioksida serta hutan menjadi daerah resapan air terbesar sehingga mampu menahan datangnya banjir ataupun longsor.
  6. Tidak membakar sampah karena hasil dari pembakaran sampah ini akan menimbulkan polusi udara dan merusak lingkungan.
  7. Menanam pohon bersama untuk menciptakan kesimbangan ekosistem serta menghasilkan oksigen.
  8. Menghemat energi dan mematikan lampu disiang hari jika tidak digunakansehingga dapat mengurangi penggunaan bahan bakar fosil dan emisi rumah kaca.
  9. Mengurangi penggunaan kendaraan bermotor.
  10. Mengurangi penggunaan plastik yang sulit terurai sehingga dapat mencemari lingkungan.

Peran Masyarakat Adat untuk Menjaga Lingkungan Hidup

Selain beberapa eleman yang telah disebutkan diatas, masyarakat adat (Indigenius people) sebagai garda terdepan juga memliki peran yang sangat penting dalam menjaga hutan Indonesia.

Mereka punya tradisi panjang dalam mengelola dan mengekstraksi sumber daya alam tanpa mengorbankan proses dan fungsi ekologis. Masyarakat adat juga memiliki nilai-nilai kearifan lokal yang mengikat dalam konsep pengeolaan lingkungan yang berkelanjutan.

Masyarakat adat selalu ikut berpartisipasi dalam perlindungan dan pengelolaan sumber daya alam, khususnya hutan, karena merupakan suatu bentuk penerapan hak asasi secara kolektif. Namun, masyarakat adat kadang terpinggirkan dalam pembangunan, meski peran mereka penting dalam menjaga hutan dan lingkungan nusantara.

Masyarakat Adat Harda Terdepan Untuk Melsetarikan Hutan

Peran masyarakat adat dalam menjaga kelestarian alam tentu sudah disadari pemerintah, namun RUU Masyarakat Adat sampai sekarang belum disahkan. Oleh karena itu, diperlukan dukungan dan pengakuan yang kuat dari pemerintah dan masyarakat luas untuk menjaga keberlangsungan kehidupan dan kelestarian lingkungan hidup di Indonesia.  

Beberapa masyarakat adat di Indonesia yang menjaga hutan adalah; Masyarakat adat Lindu di Sulawesi Tengah; Masyarakat adat dienam komunitas, yaitu Komunitas Karang di Lebak, Komunitas Kajang di Bulukumba, Komunitas Kallupini di Enrekang, Kounitas Kasepuhan di Ciptagelar, Komunitas Baduy di Banten, dan Komunitas Dayak di Kalimantan Barat; Suku TenggerDesa Ngadas, Jawa Timur ; Masyarakat Desa Jaring Halus, Secanggang, Langkat, Sumatra Utara; Suku Dayak Wehea di Kutai Timur, Kalimantan Timur. Masyarakat adat inilah yang perlu menjadi perhatian pemerintah.

Tindakan Nyata untuk Mewujudkan Bumi Berdaya dan Pulih Lebih Kuat

Lantas bagaimana tindakan nyata kita untuk menjaga bumi? Ada banyak hal bisa kita lakukan dimulai dari diri kita sendiri atau dari aktivitas kita sehari-hari dengan cara sederhana seperti; menghindari membuang sisa makanan atau mubasir, ambil makanan sedikit dan ambil lagi kalau pengen nambah, daripada ambil banyak tapi disisakan; membawa botol minuman sendiri ketika bepergian untuk menghindari membeli minuman kemasan dalam botol plastik.

Selanjutnya, membuang sampah pada tempatnya dan menghindari membakarnya karena asapnya akan menjadi salah satu penyebab efek rumah kaca; menggunakan air, kertas dan listrik seperlunya dan cabut kabel listrik jika tidak digunakan; mengurangi penggunaan kantong plastik ketika berbelanja dengan membawa kantong sendiri yang ramah lingkungan.

Tindakan nyata untuk pulihkan bumi lebih kuat

Selain itu, ternyata mengurangi makan daging juga akan membantu menjaga lingkungan. Bagaimana tidak, daging yang kita konsumsi membutuhkan 2.500 galon air hanya untuk memproduksi 0,45 kilogram daging sapi karena itulah saat ini banyak hutan yang beralih fungsi menjadi peternakan karena permintaan daging yang meningkat.

Dibidang transportasi sebaiknya menggunakan transportasi umum untuk mengurangi emisi karbon yang berasal dari kendaraan pribadi. Menerapkan prinsip 5R (Reduce, Reuse, Recycle, Replace and Replant) Dan yang terakhir bergabung dengan komunitas peduli lingkungan seperti @teamupforimpact untuk berkontribusi lebih banyak dalam melestarikan lingkungan.

Jika Punya Kesempatan Membuat Kebijakan untuk Lingkungan Hidup

Jika saja diberikan kesempatan untuk mengambil peran sebagai penentu kebijakan untuk lingkungan hidup, maka beberapa hal yang akan saya lakukan adalah sebagai berikut;

  1. Meningkatkan penggunaan energi terbarukan seperti energy surya, angin, dan hidro untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.
  2. Menerapkan kebijakan pengurangan emisi gas rumah kaca pada industry dan transportasi
  3. Meningkatkan adaptasi terhadap perubahan iklim dengan membangun infrastruktur yang tahan terhadap bencana alam seperti banjir dan tanah longsor.
  4. Memberikan kebijakan pengelolaan sumber daya alam dan konservasi, serta kebijakan pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan.
  5. Menjalankan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) yang mengatur tentang pengelolaan lingkungan hidup.
  6. Mengawasi pelaksanaan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
  7. Kebijakan lingkungan hidup yang berkelanjutan (sustainability)
  8. Prinsip good governance yang mengarahkan pada partisipasi, penegak hukum, transparansi, dan akuntabilitas

Intinya kebijakan tersebut tidak mengorbanlan masyarakat industriawan maupun masyarakat umum . Dalam menjalankan kebijakan tersebut, perlu adanya kerjasama dan partisipasi dari seluruh pihak, baik pemerintah, masyarakat maupun sektor swasta dan tentu saja masyarakat adat yang hidup di beberapa wilayah Indonesia.

Nah, itu dia versi aku dalam rangka menjaga Bumi dan bangkit untuk pulihkan Bumi lebih kuat.  “Kalau #BersamaBergerakBerdaya versi kalian apa nih? Boleh dong tulis di kolom komentar ya!”

#BersamaBergerakBerdaya

#UntukmuBumiku

Sumber :

biologicaldiversity.org

dlh.Semarangkota.go.id

earthday.org

fiscal.kemenkeu.go.id

Jurnal security

mnhlk.go.id

nationalgeographic.grid.id

nature.org

sindonews.com

sumber.belajar.kemendikbud.go.id

Wikipedia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Hayo mau ngapain???