
Anak Muda Indonesia Peduli Hutan Sebagai Aset Masa Depan

Suasana sejuk Hutan Pinus Malino membuatku sejenak lupa dengan segala kepenatan kehidupan perkotaan yang carut-marut. Pemadangan hijau di depan mata membuatnya segar setelah sekian lama berhadapan dengan laptop.
Malino Kota Bunga yang berada di Kecamatan Tinggimoncong, Kabupaten Gowa, Kota Makassar Provinsi Sulawesi Selatan adalah salah satu tempat yang menyajikan pemandangan hamparan pohon pinus yang luas dan hijau.
Di sekitar hutan beberapa warga menawarkan jasa sewa naik kuda dengan tarif Rp. 10.000-Rp. 20.000 untuk satu kali putaran. Beberapa warga setempat juga menjajakan makanan khas tempat ini yaitu tenteng, dodol danada juga jagung bakar.
Dalam hati saya bergumam, apa jadinya kalau hutan ini di babat habis oleh para penebang liar yang tidak bertanggung jawab seperti berita yang sayabaca di situs online dalam perjalanan tadi. Maka banyak yang akan hilang, rumah bagi satwa dan tumbuhan yang hidup di hutan, masyarakat sekitar juga akan kehilangan mata pencaharian mereka dan tentu saja lahan hutan mulai berkurang dan jelas itu berdampak buruk bagi Bumi.
Namun, sebagian orang masih kurang peduli terhadap keberadaan hutan. Hal itu terjadi karena kita belum mengenal hutan dengan baik. Apa sebenarnya hutan itu? Bagaimana perannya untuk kehidupan kita di muka Bumi ini dan bagaimana kita menjaga hutan.
Apa itu Hutan?
Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan.
Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), yaitu hutan adalah tanah luas yang ditumbuhi pohon-pohon dan biasanya tidak dipelihara orang. Selain pepohonan dihutan juga terdapat komponen biotik lainnya seperti binatang dan organisme lainnya dan juga komponen abiotik yaitu air, udara, angin, batu, suhu, dan tanah. Jadi wajar saja jika hutan menyimpan 80 persen habitat tumbuhan dan hewan ada di hutan. Di sisi lain, lindungihutan.com menyebutkan hutan adalah kawasan lahan dan area tertentu yang ditumbuhi banyak pohon atau vegetasi kayu-kayuan yang mendominasi sumber daya di suatu daerah.
Dari sini kita bisa membayangkan jika seseorang menyebut kata hutan maka yang pertama kali ada di benak kita adalah wilayah yang penuh dengan pepohonan serta berbagai macam tumbuhan dan binatang didalamnya.

Hutan memiliki peran penting bagi kehidupan kita, beberapa manfaat dan fungsi dari hutan yang bisa kita rasakan adalah hutan sebagai sumber oksigan, hutan juga melindungi kita dari bencana alam seperti tanah longsor dan banjir karena pepohonan yang hidup di hutan mampu menyerap air hujan dan menyimpannya sebagai cadangan air.
Selain itu hutan juga berfungsi untuk menjaga kesuburan tanah dan membersihkan tanah kotor. Pohon di hutan dapat menyerap limbah ataupun area yang terkontaminasi sehingga dapat membershkan tanah yang kotor. Hutan juga mampu menjaga kesuburan tanah karena dedaunan yang berguguran dari tanaman yang tumbuh di hutan akan menjadi humus yang mampu menyuburkan tanah.
Perihal hutan, ternyata sepertiga daratan yang ada di Bumi ini tertutup oleh hutan dan salah satu terbesar di dunia ada di wilayah Brazil yaitu Hutan Amazon yang mendapat julukan paru-paru dunia. Lantas bagaimana dengan hutan Indonesia?.
Hutan di Indonesia tersebar di berbagai wilayah ada hutan di Sulawesi yang di dominasi oleh pegunungan, hutan Kalimantan yang juga merupakan salah satu sumber paru-paru dunia dengan luas sekitar 40 juta hektar, ada Hutan Sumatra yang disebut sebagai Surga Khatulistiwa dengan jumlah flora dan fauna yang beragam dan beberapa dinataranya adalah endemic yang tidak bisa ditemukan di tempat lain.

Hutan Bali dengan topografi yang lengkap dengan beragam tipe seperti hutan dataran rendah hutan hujan tropis sampai hutan pegunungan. Ada hutan Jawa yang memiliki tiga ekosistem yaitu ekosistem perairan laut, ekosistem rawa dan ekosistem daratan, ada hutan Papua yang memiliki keanakaragaman hayati Endemik tertinggi di Indonesia.
Dari penjelasan tersebut bisa kita lihat bahwa hutan di Indonesia ada di berbagai wilayah Nusantara. Ada banyak jenis hutan yang bisa kita temui di sekitar kita. Ada Hutan hujan Tropis, Hutan Bakau, Hutan Sabana, Hutan Rawa gambut, Hutan Musim, Hutan Homogen dan Heterogen, Hutan Lindung, Hutan Suaka Alam, Hutan Produksi.
- Hutan Hujan Tropis; Hutan jenis ini umum kita jumpai di daerah Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Papua. Hutan ini memiliki jenis pohon yang berdaun lebat, tinggi dan rapat oleh karena itu sinar matahari tidak dapat menembus sampai dasar hutan sehingga kelembapan udara di hutan ini cukup tinggi. Makanya, di dasar hutan penuh tumbuhan lumut dan juga rumput.
- Hutan Bakau; hutan ini berbeda dengan hutan mangrove yang terdiri atas bermacam-macam jenis tumbuhan, hutan Bakau ini hanya ditumbuhi oleh tumbuhan sejenis Bakau atau bahasa latinnya disebut dengan Rhizophora sp di air payau. Hutan ini tumbuh di tempat yang memiliki akumulasi bahan organik dan pelumpuran. Hutan jenis ini juga dipengaruhi oleh pasang surutnya air laut. Hutan bakau bisa di temui di Muara Angke, Jakarta dan di Kawasan Wisata Mandeh, Sumatra Barat.
- Hutan Sabana; Hutan ini bisa juga disebut sebagai padang rumput karena jenis hutan ini mayoritas ditumbuhi oleh rerumputan, semak atau perdu dan beberapa jenis pohon Salem dan Akasia yang tumbuh di wilayah yang memiliki curah hujan rendah. Hutan Sabana biasanya ditemui di daerah Nusa Tenggara.
- Hutan Rawa Gambut atau biasa disebut dengan (peat swamp forest) adalah hutan yang memiliki tanah mengandung karbon dengan tingkat keasaman pH 4 dan kandungan hara dalam tanah yang cukup rendah. Oleh karena itu, tumbuhan yang hidup di hutan ini bisa mencapai sekitar 40 meter dan tidak lebat serta kurus. Hutan ini banyak ditemui di Pantai Timur Sumatra, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah.
- Hutan Musim; atau disebut juga sebagai monsoon forest, namanya juga hutan musim jadi hutan ini sangat bergantung pada perubahan musim. Umumnya hutan ini hanya ditumbuhi oleh satu jenis tumbuhan saja, makanya hutan ini juga disebut hutan homogen. Tumbuhan di hutan ini memiliki daun yang sangat lebat di musim hujan, namun akan mengugurkan semuanya jika musim kemarau tiba. Hutan jenis ini bisa dijumpai di daerah Jawa Timur, Nusa Tenggra, Sulawesi Tenggara dan Yogyakarta.
- Hutan Homogen dan Heterogen. Hutan homogen ini merupakan hutan buatan dengan tujuan tertentu misalnya untuk reboisasi, penghijauan atau keperluan industri. Hutan ini memiliki satu macam tumbuhan saja misalnya hutan Jati dan hutan Pinus. Penyebaran hutan ini terdapat di Pulau Jawa, Sumatra, Sumbawa, Flores dan beberapa pulau lainya. Sedangkan hutan heterogen terdiri dari beberapa jenis tanaman dan hewan yang merupakan kebalikan dari hutan homogen.
- Hutan Lindung; hutan ini adalah hutan yang dilindungi keberadaannya untuk menjaga ekosistem yang ada didalamnya. Hutan yang memiliki struktur tanah yang peka terhadap erosi ini ditumbuhi berbagai macam flora dan fauna. Hutan ini biasanya berada dilokasi hutan adat, hutan rakyat, dan hutan produksi. Beberapa hutan Lindung yang ada di Indonesia adalah Hutan Lindung Sungai Wain yang ada di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, Hutan Lindung Wehea di Kutai, Hutan Lindung Alas Kethu di Kabupaten Wonogiri, Hutam Taman Raya Bung Hatta di Kota Padang Sumatra Barat,Hutan Lindung Baning di Kota Sintang Kalimantan Barat dan Taman Nasional Betung Kerihun di Kalimantan Barat,
- Hutan Suaka Alam; Hutan jenis ini memiliki fungsi utama yaitu memberikan perlindungan terhadap keanekaragaman hayati tumbuhan dan satwa serta ekosistem di dalamnya yang merupakan penyangga bagi kehidupan. Flora dan fauna yang tumbuh di hutan ini cukup unik dan langka karena tidak bisa tumbuh di daerah lain. Hutan jenis ini bisa kita temui di Cagar Alam dan Suaka Margasatwa misalnya, di Cagar Alam Rarfflesia Aceh, Cagar Ala Gunung Simpang Cianjur, dan Cagar Alam gunung Celering, Jepara.
Fakta Menarik Hutan Indonesia
Nah, setelah mengetahui jenis-jenis hutan, teman-teman bisa melihat fakta menarik yang ada di hutan kita yang membuat #IndonesiaBikinBangga.
Hutan sebagai Paru-Paru Dunia
Hutan yang luas dan ditumbuh pelbagai jenis tumbuhan memiliki daya serap karbondioksida tinggi sehingga menjadi pemasok oksigen paling besar di Bumi. Oksigen yang dihasilkan oleh hutan tentu saja akan sangat bermanfaat untuk umat manusia. Salah satunya adalah hutan Kalimantan yang memiliki luas sekitar 40 juta hektar yang digadang sebagai salah satu paru-paru dunia setelah hutan Amazon yang ada di Brazil. Selain itu Hutan Hujan Sumatra juga menyumbang 80% pasokan oksigen untuk dunia.

Warisan Dunia oleh UNESCO
Salah satu Situs Warisan Dunia yang telah ditetapkan oleh UNESCO pada sidang ke 18 Komite Warisan Dunia di Suzhou, China pada Juli 204 adalah Hutan Hujan Tropis Sumatra. Alasan mengapa hutan ini terpilih menjadi Warisan Dunia karena Hutan Hujan Tropis Sumatra memiliki jenis tanaman kurang lebih 10.000 dan 17 genus endemis. Fauna yang hidup di hutan ini sekitar 200 spesies mamalia, 580 spesies burung, dan ada 465 flora yang 21 di antaranya adalah endemik.
Rumah Untuk Spesies Langka dan Endemik
Hutan Hujan Tropis Kalimantan yang memiliki 15.000 spesies tanaman berbungan, 3000 spesies pohon, 221 spesies mamalia, dan juga 240 spesies burung hidup di antaranya spesies langka. Diantaranya Orang Utan Kalimantan, Gajah Kalimantan, Badak, Landak, Rusa, Tapir dan beberapa hewan lainnya yang terancam punah. Hutan Kalimantan juga menjadi rumah dari beragam primata yang menjadi lambang mascot khususnya di Provinsi Kalimantan Selatan, seperti Bekantan dan Lutung Ekor Panjang yang jarang ditemui di daerah lain. #HutanKitaSultan kaya akan keanekaragaman hayati didalamnya.

‘Pendingin’ Bumi dari Pemanasan Global
Hutan merupakan sumber 02 sehingga menghasilkan udara yang bersih dan mampu menyerap CO2 sehingga udara kotor hilang. Jika pepohonan di hutan ditebang makahutanakan rusak yang akan mengakibatkan pemanasan global karena meningkatnya suhur rata-rata Bumi. Perubahan iklim global saat ini berdampak pada meningkatnya suhu atmosfer bumi yang akan berdampak negative bagi kelangsungan hidup manusia. Untuk itu hutan hadir sebagai ‘pendingin suhu’ di Bumi. Mengapa demikian? Sebuah penelitian yang dilakukan di University of Leeds, Inggris menguji tentang gas reaktif yang dipancarkan oleh vegetasi hidup yang berekasi dengan gas lain di atmosfer. Hasilnya, gas reaktif tersebut memiliki efek pendingin secara menyeluruh terhadap iklim. Semakin luas hutan yang ada di Bumi maka efek pendingin tersebut akan lebih efektif.
Indonesia Punya Hutan Adat
Pasti kita semua tahu tentang Kisah Butet Manurung (Saur Marlina Manurung) yang menggagas berdirinya Sokola Rimba di tahun 2003. Sokola Rimba yang ada di hutan Bukit Duabelas Jambi yang merupakan hutan adat yang dihunui oleh masyarakat adat. Perjuangan beliau untuk membantu masyarakat adat disana untuk lebih mengenal dunia dengan pendidikan yang beliau berikan seperti misalnya mereka di ajarkan untuk membaca dan menulis agar mereka tidak mudah kehilangan tanah mereka atau hutan mereka yang sudah menjadi bagian dari masyarakat adat.

Masyarakat adat dan hutan adat adalah bagian yang tidak bisa dipisahkan. Mereka juga berperan penting dalam kelangsungan hutan kedepannya. Saat ini hutan adat di Indonesia di kelola oleh 14.049 kepala keluarga yang tersebar ke beberapa provinsi di Indonesia seperti Provinsi Jambi, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Banten, Provinsi Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, dan Provinsi Jawa Barat.
Ancaman Deforestasi Hutan di Indonesia
Teman-teman mungkin gak sadar kalau satu rim kertas A4 itu setara dengan sebatang pohon yang berusia 5 tahun. Teman-teman bisa bayangkan kan berapa kertas yang kita habiskan selama kuliah, apalagi di saat kita tengah mengerjakan skripsi. Ada berapa rim kertas yang teman-teman sudah habiskan? Secara tidak langsung kita sudah menebang beberapa pohon.
Teman-teman bisa bayangkan jika satu kampus menghabiskan kertas 5 rim saja untuk satu semester jika tidak di imbangi dengan reboisasi, ada berapa banyak pohon yang ditebang teman-teman? Seteleh mengetahui fakta ini, apakah masih tersisa hutan untuk anak cucu kita kelak? Inilah yang menjadi salah satu ancaman terbesar terhadap hutan Indonesia.
Beberapa waktu lalu kita menyaksikan banyaknya kasus penebangan hutan liar oleh pihak yang tidak bertanggung-jawab. Penebangan hutan tersebut menyebabkan lahan hutan menjadi gundul sehingga potensi longsor dan bencana alam lainnya semakin terlihat. Penebangan inilah yang dimaksud dengan deforestasi.

Menurut KBBI deforestasi adalah kegiatan penebangan kayu komersial alam skala besar. Sedangkan dalam website lindungihutan.com mendefinsikan deforestasi sebagai pengurungan kuantatitif tajuk pohon menjadi kurang dari ambang minimum sebesar 10 persen untuk jangkapanjang dengan tinggi pohon pohon minum 5 meter pada areal seluas minum 0.5 ha.
Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Noor 30 Tahun 2009 tentang Tata Cara Pengurangan Emisi dari Deforestasi dan Degradasi Hutan (REDD) mengungkapkan bahwa deforestasi adalah prubahan secara permanen areal hutan menjadi tidak berhutan yang disebabkan oleh manusia.
Akibat dari deforestasi tersebut akan berdampak buruk bagi kehidupan. Adanya deforestasi bisa mengakibatkan terjadinya bencana alam seperti tanah longsor dan banjir, punahnya flora dan fauna yang ada di hutan karena rumah mereka dibabat habis yang kemudian beralih fungsi menjadi lahan pertanian, pemukiman dan industri. Meningkatnya suhu bumi karena berkurangnya jumlah pohon sebagai penghasil O2. Dan masih banyak lagi dampak negative yang akan kita rasakan jika hal ini terus berlanjut tanpa ada penanganan yang serius.
Lantas Apa Peran Anak Muda Untuk Hutan?
Anak muda saat ini yang akan mewarisi hutan Indonesia kedepannya yang memegang estafet untuk melanjutkan keberlangsungan hutan di masa mendatang. Apa jadinya jika hutan kita telah hilang maka kelangsungan hidup manusia juga terancam. Untuk itu Anak muda wajib peduli dengan hutan sebagai aset masa depan mereka kelak nanti.
Sebagai anak muda banyak hal yang bisa kita lakukan #UntukmuBumiku utamanya menjaga hutan kita kita agar tetap lestari. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut;
Mendengarkan Lagu Dengarlah Alam Bernyanyi
Lagu yang rilis 22 April 2022 yang dinyanyikan oleh Laleilmanino, HIV!, Sheila Dara Aisha dan Chicco Jerikho ini tentang ajakan untuk menjaga alam kita. Potongan lirik dari lagu #DengarlahAlamBernyanyi sarat akan makna. Seperti pada lirik berikut ini;
Bila kau jaga aku
Kujaga kau kembali
Ingat, kau yang pegang kendali
Kau yang mampu obati
Sudikah kau kembali?
Pernah mikir gak sih, kita sering menyalahkan alam karena banjir, tanah longsor padahal kita gak sadar bahwa semua itu terjadi karena perbuatan kita sendiri. Penebangan pohon tanpa dibarengi dengan penanaman pohon mengakibatkan banjir di beberapa daerah karena kurangnya pohon di hutan tidak mampu menyerap air hujan berlebih.
Ketika kita mampu menjaga alam maka dia akan menjaga kita dari beberapa bencana alam. Sesungguhya hanya kita yang mampu melakukan itu, makanya di lagu tersebut ada kalimat “Sudikah Kau kembali?” dimaksudkan untuk menaruh perhatian lebih kita pada alam khususnya hutan kita. Di bagian refrain lagu ini menyampaikan kepada kita keindahan alam yang sering kita abaikan.
Pandanglah indahnya biru yang menjingga
Simpanlah gawaimu, hirup dunia
Sambutlah mesranya bisik angin yang bernada
Dengar alam bernyanyi
Kecanggihan dunia modern menyibukkan kita dengan beberapa perangkat elektronik yang membuat kita lupa bahwa ada keindahan yang diciptakan Tuhan di luar sana yang jarang kita perhatikan.
Melalui lirik lagu di atas mengajak kita untuk sesekali melakukan tadabbur alam. Merasakan angin sepoi-sepoi di bawah pohon rindang, merasakan sejuknya berada di antara pohon-pohon dan menikmati beberapa suara binatang yang ada di hutan. Harmonisasi yang indah seolah hutan sedang bernyanyi untuk kita.
Jika teman-teman pernah camping di tengah hutan, kalian akan menikmati suara hutan yang begitu merdu membuat pikiran kita relaks sejenak dari hiruk-pikuk kesibukan diluar sana.
Nah, alasan mengapa mendengarkan lagu ini kita bisa menjaga hutan karena royalty dari lagu ini akan digunakan untuk konservasi hutan di Kalimantan. Semakin sering kita mendengarkan semakin banyak sumbangsih kita terhadap hutan di Indonesia.
Lagu Dengarlah alam bernyanyi bisa kita dengarkan di spotify atau Apple music dan bisa juga kalian streaming lagu di Youtube.
Tanam Pohon Bersama Team Up for Impact
Team Up for Impact adalah website yang mengajak orang-orang untuk melakukan aksi sederhana untuk menyelamatkan lingkungan. Dengan melakukan aksi sederhana setiap harinya dan mengumpulkan poin setiap aksi yang kita lakukan. Jika poin sudah terkumpul sebanyak 1400 makan akan ada satu pohon yang akan di tanam dihutan atas nama kita sendiri. Pihak #TeamUpforImpact akan memberikan pemberitahuan kepada kita melalui email mengenai rincian atau detail lokasi penanam pohon kita.
Cara bergabung cukup mudah, teman-teman silahkan buka website Team Up for Impact, kemudian tekan join now, lalu masukkan nama dan email. Setelah itu tekan Team Up Now dan selesai.

Ada tantangan melakukan aksi sederhana yang bisa teman-teman pilih setiap harinya, misalnya mengonsumsi makanan lokal yang akan mengurangi jejak karbon, menggunakan produk dalam negeri yang hemat energi, mengonsumsi kopi liar lokal, ikut bergabung melalui program yang dapat mengurangi krisis iklim, bangga dengan kearifan lokal yang sangat dekat dengan alam, mengedukasi diri dengan menonton film yang tentang sadar akan perubahan iklim serta jalan-jalan di sekitar rumah tanpa menggunakan kendaraan untuk mengurangi jejak karbon dan banyak lagi aksi sederhana setiap harinya yan teman-teman bisa lakukan.
Setiap tantangan yang teman-teman lakukan dihargai dengan 100 poin. Kita bisa menanam pohon di hutan tanpa ke hutan dengan melakukan aksi sederhana seperti ini. Keren kan?
Menjadi Relawan atau Campaigner Hutan di Sosial Media
Aksi lain yang bisa kita lakukan khususnya anak muda adalah menjadi relawan atau Campaigner Hutan yang memberikan edukasi kepada khalayak tentang pentingnya hutan dalam kehidupan kita.
Menjadi virtual campaigner dengan memosting hal-hal yang berkaitan dengan hutan di sosial media kita, memberikan informasi tentang hutan dan juga aksi sederhana yang bisa kita lakukan untuk menjaga hutan.

Mengapa posting di media sosial? Seperti yang dilansir oleh dataindonesia.id mengungkapkan fakta pengguna sosial media di Indonesia sebanyak 191 juta orang pada Januari 2022 lalu.
Melakukan kampanye virtual diharapkan semakin banyak yang aware tentang hutan, semakin banyak orang peduli tentang hutan. Aksi sederhana ini juga diharapkan mampu memberikan pengaruh terhadap anak muda lainnya untuk lebih memerhatikan hutan Indonesia pada khususnya.
Mengikuti Webinar Tentang Hutan
Salah satu kegiatan yang bisa kita lakukan dengan mengudekasi diri sendiri adalah mengiuti webinar tentang hutan seperti yang diadakan oleh harihutan_id dalam rangka menyambut hari hutan Indonesia pada 7 Agustus 2022 kemarin.
Webinar yang diadakan oleh Terasmitra pada tanggal 6 Agustus kemarin mengangkat tema Hutan Kaya: Suara Anak Muda dan Masyarakat Adat Untuk Hutan.

Di webinar tersebut hadir beberapa narasumber seperti Kak Jangatpico yang merupakan Ketua Kelompok Makekal Bersatu, Oktavia Rungkat Taun Mangasih adalah Pemuda Masyarakat Adat Dayak Iban Sungai Utik, Indeka Dharma Putra sebagai Biodiversity Warriors Yayasan Kehati dan kak Alfa sebagai Ecodefender.
Jika ada di anatara teman-teman yang ikut di acara webinar ini, kalian akan menyadari hutan kita sangat kaya #HutanKitaSultan, bukan hanya dari keanekaragaman hayati yang ada di dalamnya. Tapi, kaya akan hasil hutan dan budaya lokal yang dijalankan masyarakat adat.
“Hutan adalah Bapak kami, Tanah adalah hidup Ibu kami, Air adalah Darah kami”
Sebuah kutipan dari presentasi kak Oktavia kemarin yang menggambarkan betapa hutan tidak bisa dipisahkan dari masyarakat adat yang ada disana.
Aksi nyata nan sederhana bisa kita lakukan bersama dengan mudah. Dengan mengajak lebih banyak orang untuk sadar akan hutan sebagai aset masa depan untuk anak cucu kita kelak. Sudah siap melakukan aksi untuk hutan? Bagi cerita kalian di kolom komentar yah!
Sumber artikel
Undang-Undang Nomor14 Tahun 1999 Tentang Kehutanan
Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Noor 30 Tahun 2009 tentang Tata Cara Pengurangan Emisi dari Deforestasi dan Degradasi Hutan (REDD)
Kamus Besar Bahasa Indonesia
Lindungihutan.com
Instagram @harihutan_id
sampaijauh.com
nationalgeographic.grid.id
dataalamtropis.tp.ugm.ac.id
teamupforimpact.org
dataindonesia.id
hutanitu.id
mutuinstitute.com
dw.com


16 Comments
April Fatmasari
MasyaAllah kita sebetulnya dikaruniai berbagai jenis hutan yang kaya. Tapi sayangnya, demi kepentingan, adanya deforestasi
Keren dan kreatif langkah yang bisa dilakukan milenial dengan mendengar lagu Dengar Alam Bernyanyi untuk konservasi hutan di Kalimatan. Terima kasih pengingatnya, Mbak…
musdalifahmansur
Sama-ama Mbak, yuk streaming lagunya mbak
Nailah
Lagu dengarkan alam bernyanyi enak banget ya lagunya, liriknya juga jleb banget biar kita sadar akan pentingnya hutan untuk kelangsungan hidup manusia di masa depan
musdalifahmansur
Banget Kak, ini bisajadi bahan renungan buat kita betapa alam sangat penting untuk kehidupan kita.
Dedew
Sekarang aku ngga beli buku cetak lagi mba, lebih memilih e book yang ramah lingkungan dan tidak makan tempat..sedih ya kalau banyak hewan punah karena hutan yang menghilang. Semoga kita semua makin sadar pentingnya hutan…
musdalifahmansur
Iya mbak, sedih banget. banyak yang belum paham dan sadar tentang hal ini.
Anggita R. K. Wardani
Betul sekali, cara paling mudah untuk selamatkan hutan cukup dengar lagu #DengarAlamBernyani
musdalifahmansur
Iya mbak, salah satu cara kta berkontribusi untuk alam Indonesia
Dian
tanam pohon ini aksi nyata buat melestarikan huta . serunya kita cukup ngumpulin poin aja yaa
musdalifahmansur
Langkah sederhan tapi dampaknya luar bisa mbak.
dea merina
sempet sedih sebenernya liat berita tentang kebakaran hutan. dan liat video hutan kalimantan (kalo nggak salah) dari atas udah banyak yang gundul hiks. nggak kebayang gimana panasnya bumi kalo hutan makin menipis 🙁
musdalifahmansur
Bener mbak, miris banget ya, padahal hutan itu manfaatnya banyak banget buat kehidupan kita.
Menong
Wow, cakep banget hutan nya…ada di Gowa ya? Pengen kesana. Saya baru sempat ke Maros saja. Masih banyak hutan ya di sana
musdalifahmansur
Di Maros juga banyak yang keren-keren mbak, Selanjutnya ke Malino Mbak, heheh
Menong
Siapalagi yang akan menjaga hutan kalau bukan kita sebagai generasi muda
musdalifahmansur
Benar mbak, kita lah yang wajib menjaganya sebagai penerus setafet keberlangsungan hutan masa depan.