My Story

Pengalaman Ikut Tes Uji Kemahiran Bahasa Indonesia

Pernah ikut tes TOEFL? Nah, tes TOEFL (Test Of English as a Foreign Language) adalah salah satu tes yang dilakukan untuk mengukur kemampuan bahasa Inggris kalian. Tes TOEFL biasanya menjadi salah satu persyaratan untuk mahasiswa yang akan menyelesaikan studinya juga bisa menjadi bagian dari kelengkapan berkas bagi mereka yang akan studi ke luar negeri.

Tentunya hal ini tidak asing lagi di telinga kita. Lalu, bagaimana dengan Bahasa Indonesia? Apakah punya tes semacam ini? Jawabannya adalah iya ada. Uji Kemahiran Bahasa Indonesia atau disingkat dengan UKBI adalah tes yang digunakan untuk mengukur kemahiran bahasa Indonesia kalian.

Tes UKBI ini sudah di atur dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 70 Tahun 2016 tentang Standar Berbahasa Indonesia. UKBI memiliki hak cipta yang tertuang di dalam Surat Pendaftaran Ciptaan Kemneterian Hukum dan HAM Nomor 023993 tertanggal 8 Januari 2004 dan telah diperbaharui pada tahun 2011 atas nama Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa

Beberapa hal yang menjadi alasan seseorang untuk mengikuti tes UKBI adalah ingin mendaftar menjadi duta bahasa, ingin menjadi pengajar BIPA di luar negeri dan ingin menjadi penerjemah serta beberapa alasan lain karena salah satu alasan tersebut aku memutuskan untuk mengambil tes ini.

Tes UKBI dilaksanakan di balai bahasa di setiap daerah misalnya di Provinsi Sulawesi Selatan akan dilaksanakan di balai bahasa yang ada di Jalan Sultan Alauddin. Awalnya aku mencoba menghubungi beberapa teman terkait jadwal pelaksanaan tes UKBI di masa pandemi seperti saat ini.

Biasanya pelaksanaan ujian UKBI dilaksanakan pada tiap hari Selasa minggu kedua dan keempat setiap bulannya. Setelah mengonfirmasi dengan pihak balai bahasa bahwa hari itu akan diadakan tes UKBI jadi aku di arahkan untuk segera datang kesana alasannya karena petugas pelaksana tes ini tidak setiap hari datang mereka mengubah jadwal menyesuaikan kondisi saat ini.

Jadi, mereka datang bergiliran untuk menghindari kerumunan. Kemudian aku beregegas menuju kesana yang jaraknya cukup dekat dengan kampus. Tiba disana pegawai balai bahasa mengecek suhu badan dan mengintrusikan untuk menggunakan handsanitzer yang sudah disiapkan sebelumnya.

Baca juga : Penjual Kue Keliling Lolos CPNS

Setelah itu aku menulis nama di buku absen sebagai pengunjung dan apa keperluannya. Waktu itu aku datang jam 11, setelah bertanya ke pihak terkait dan ternyata pelaksanaan tes UKBI akan dilaksanakan pukul 14.00 WITA. Masih ada beberapa jam lagi, daripada harus pulang mungkin sebaiknya menunggu karena jarak rumah cukup jauh.

Beberapa petugas secara bergantian menemani aku mengobrol (baik ya?hehhehe), karena hari itu adalah Hari Jumat jadi bapak-bapak yang menemani aku ngobrol meminta izin untuk bergegas menuju masjid.

Photo by musdalifahmansur.com

Kemudian aku menunggu jadwal tes sambil mencari-cari informasi dari internet tentang soal-soal yang akan diujikan pada tes ini. Karena jujur ini kali pertama mengikuti tes ini dan sama sekali tidak ada persiapan karena pihak yang dihubungi mengatakan hari ini jadwal tes dan memang sudah tidak bisa ditunda lagi karena aku akan keluar kota dan entah kapan akan kembali lagi jadi hari ini adalah waktu yang tepat.

Setelah membuka website balai bahasa disini ada banyak informasi yang bisa di dapatkan dari situs tersebut. Mulai jenis paket tes, biaya tes dan juga lokasi tes ujian. Paket tes yang di ujikan di UKBI ada 4 jenis, berikut penjelasannya;

  1. Paket 1, paket ini terdiri dari tiga seksi yaitu seksi pertama akan menguji kemampuan mendengarkan dengan 40 butir soal wacana lisan yang berisi 4 dialog dan 4 monolog. Setiap dialog dan monolog terdiri atas 5 butir soal dalam waktu 30 menit, seksi kedua yaitu tes merespon kaidah (mirip grammar) dengan 25 butir soal dengan soal tertulis berupa kalimat yang direspon peserta dengan memilih opsi pengganti untuk bagian yang salah dalam waktu 20 menit, dan seksi ketiga yaitu tes kemampuan membaca dengan 40 butir soal, wacana tertulis berjumlah 8 wacana. Setiap wacana tertulis atas 5 butir soal dalam waktu 45 menit.
  2. Paket 2, Jika paket yang pertama terdiri dari tiga seksi maka paket kedua ini memiliki empat seksi. Sebagai tambahan seksi adalah menguji keterampilan menulis. Di seksi ini tesnya soal tertulis berupa permintaan untuk mempresentasikan gambar/diagram/tabel ke dalam wacana tulis sebanyak 200 kata dalam waktu 30 menit.
  3. Paket 3, paket tiga juga terdiri dari empat seksi. Jika paket dua memiliki empat seksi yang terdiri dari mendengarkan, merespon kaidah, membaca dan menulis maka paket ketiga ini seksi menulis di paket dua di ganti dengan seksi berbicara di paket empat.
Photo by musdalifahmansur.com

Seksi berbicara terdiri dari soal tertulis berupa permintaan mempresentasikan gambar/diagram/tabel ke dalam wacana lisan selama lima menit dan peserta diberikan waktu untuk melakukan persiapan selama 10 menit.

  • Paket 4 atau paket lengkap dari semua paket yang ada. Paket empat terdiri dari seksi mendengarkan, merespon kaidah, membaca, menulis dan berbicara.
Baca juga : Begini Rasanya Menabrak Mobil Harga 1M

Mirip dengan TOEFL kan? Jika di TOEFL peserta tes hanya diberikan tiga tes mirip di tes yang ada di paket 1 sedangkan paket lengkap seperti paket empat itu mirip dengan tes IELTS. Mengenai biaya tes UKBI sudah di tetapkan dalam PP nomor 82 Tahun 2016 yang merupakan salah satu jenis penerimaan bukan pajak yang berlaku di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Peraturan tersebut mengategorikan jenis pembiayaan ke dalam tiga golongan,

  1. Pelajar/ Mahasiswa      : Rp. 135.000,00
  2. Masyarakat Umum      : Rp. 300.000,00
  3. WNA                           : Rp. 1. 000.000,00

Waktu tes kemarin aku hanya membayar RP.135.000,00 dengan menunjukkan kartu mahasiswa dan mendapatkan tes paket lengkap. Sebelum tes dimulai petugas memberikan aku penjelasan bagaimana cara menjawab tes tersebut.

Lembar jawabann komputer untuk tes mendengrkan, merespon kaidah dan membaca harus di isi menggunakan pensil 2B, tapi tenang saja petugas sudah menyiapkan pensil serta penghapus.

Untuk tes menulis aku di suguhkan tabel untuk dideskripiskan dalam bentuk tulisan dengan jumlah kata yang sudah dijelaskan sebelumnya. Setelah itu beralih ke tes berbicara, awalnya tidak ada masalah karena sehari-hari menggunakan bahasa Indonesia, tapi yang membuat tangan jadi keringatan adalah karena harus direkam dalam bentuk video.

Petugas memberikan waktu sekitar 10 menit untuk persiapan sambil menyodorkan gambar  yang akan dijelaskan pada saat berbicara nanti.

Sekitar pukul 16:30 WITA serangkaian tes pun selesai dan aku melakukan pembayaran setelah itu pamit untuk pulang. Sertifikat bisa di ambil seminggu kemudian di tempat yang sama. Untuk pengambilan sertifikat petugas memberikan aku tanda terima sertifikat lalu kemudian menuliskan nama dan tanggal pengambilan sertifikat di buku mereka.

Ukuran sertifikatnya kecil seperti ukuran kertas A5 dengan hologram disalah satu sisinya. Sertifikatnya juga punya map tersendiri (aduh excited sekali melihatnya, ukuran mini gitu hehehhe). Setelah berbincang dengan petugas tadi sambil menunggu jadwal tes, ternyata UKBI juga punya peringkat sama dengan TOEFL, peringkat tersebut terdiri dari tujuh predikat yaitu;

  1. Peringkat 1 (Istimewa),
  2. Peringkat II (Sangat Unggul),
  3. Peringkat III (Unggul),
  4. Peringkat IV (Madya),
  5. Peringkat V (Semenjana),
  6. Peringkat VI (Marginal),
  7. Peringkat VII (Terbatas).

Setiap peringkat memiliki rentang skor mulai dari 0-900 dan setiap skor mengandung interpretasi kemampuan peserta yang mengikuti ujian UKBI tersebut (Winahyu, 2013). Dan berapa skor dari hasil tes kemarin?.

Alhamdulillah ada di peringkat Unggul, yeah! Jadi, itu tadi sekilas tentang pengalaman aku mengikuti tes UKBI, jika ada yang berkenan membagi pengalamannya juga silahkan berbagi di kolom komentar. Sampai ketemu di cerita pengalaman selanjutnya.

3 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Hayo mau ngapain???
Exit mobile version