Tradisi Ramadan di Kampung Halaman
Alhamdulillah masih diberikan kesempatan menikmati udara ramadan. Masih diberikan nikmat untuk berpuasa di bulan ramadan dalam keadaan sehat wal’afiat adalah suatu kesyukuran yang luar biasa.
Bulan ramadan disambut dengan perasaan suka cita oleh umat Islam terkhusus di kampung halaman kami. Dalam menyambut bulan suci ramadan setiap daerah mungkin punya aktivitas tertentu yang menjadi kebiasaan kemudian menjadi tradisi.
Kebiasaan-kebiasaan itu dilakukan tanpa disadari secara konsisten terjadi secara terus menerus sampai saat ini. Mau tau apa saja tradisi ramadan dikampung halaman kami?
Contents
Pulang kampung di awal puasa
Sebelum puasa pertama biasanya kami pulang ke kampung halaman. Tujuannya untuk ‘berniat’ puasa awal di kampung halaman bersama keluarga. Meskipun sebenarnya kita bisa melakukan niat itu dimana saja.
Namun, maksud terselubung dari puasa pertama di kampung halaman ini tujuannya adalah agar supaya lebaran nanti kita juga. berkumpul bersama tanpa kurang apapun.
Setelah makan sahur bersama dan buka puasa bersama kami yang bekerja jauh dari kampung halaman akan kembali ke daerah tempat kami untuk melanjutkan aktivitas.

Jarak dari kampung halaman dan tempat saya bekerja sekitar 200km dengan waktu tempuh sekitar 4-5 jam. Biasanya saya berangkat mulai jam 1 dini hari dan tiba di rumah sekitar jam 5 subuh.
Memilih waktu tengah malam karena kendaraan tidak terlalu banyak dan tentunya tidak bikin gerah atau panas. Biasanya saya naik kendaraan umum kalau berangkat jam tersebut.
Tapi, kalau bawa kendaraan sendiri biasanya saya berangkatnya jam 1 siang setelah dhuhur jadi kalau sampai di kampung jam 5 sore udah adem.
Tapi, sejak 2013 kemarin setelah kecelakaan udah gak pernah bawa kendaraan sendiri sih, trauma kan heheh.
Berkumpul bersama keluarga besar
Tradisi lainya yang sering kami lakukan adalah berkumpul bersama keluarga besar di awal ramadan. Biasanya beberapa orang melakukan buka puasa bersama dengan mengajak para tetangga dan pemuka agama di kampung halaman kami.
Ada juga beberapa orang yang mengadakan buka puasa bersama bersama keluarga besar mereka saja.

Namun, di beberapa hari berikutnya biasanya mereka mengadakan buka puasa bersama lagi dengan mengajak para tetangga di kampung.
Poin pentingnya adalah puasa pertama itu sebagai momen bersilaturahim dengan keluarga, momen berkumpul bersama keluarga dengan membawa harapan bisa berkumpul bersama secara terus menerus di ramadan berikutnya dan berikutnya lagi.
Masak opor ayam/ kari ayam
Masih di puasa pertama ramadan. Biasanya di menu sahur atau pun berbuka puasa ada menu opor ayam atau kari ayam yang menjadi menu andalan yang tersaji di meja makan.
Menu ini di hadirkan sebagai bentuk rasa syukur karena masih diberikan kesempatan untuk menikmati masakan enak di awal ramadan.
Harapannya, kita bisa terus menikmati masakan enak di sepanjang ramadan baik sahur maupun berbuka puasa.
Di beberapa keluarga dikampung halaman kami biasanya mengadakan acara ‘baca-baca’ atau berkumpul bersama menikmati makanan yang sebelumnya di awali doa bersama dengan dipimpin oleh salah satu pemuka agama atau imam masjid besar sebagai bentuk rasa syukur datangnya bulan ramadan.
Menu utama yang tersaji di acara tersebut adalah kari ayam yang di santap dan dinikmati bersama dengan harapan. Di bulan ini akan dipenuhi berkah dan amal ibadah kita di terima disisi Allah SWT.
Bergiliran bawa makanan ke masjid
Mungkin ini bukan hanya di daerah saya saja tapi hampir di semua wilayah di Indonesia melakukan hal yang sama.
Di kampung kami ada daftar nama yang akan di bacakan oleh panitia ramadan di masjid kami setiap selesai sholat Isya.
Nama-nama yang disebutkan akan membawa makanan ke masjid sebagai menu buka puasa bersama di masjid. Nama tersebut adalah perwakilan dari setiap keluarga di kampung kami.
Biasanya nama yang disebut adalah nama ibu-ibu bukan nama kepala keluarga. Mengingat ini ada hubungannya dengan dapur atau makanan yah ibu-ibulah yang tahu banyak heheh.
Keliling kampung membangunkan sahur (Patrol)
Bagian paling seru dari tradisi di kampung halaman kami adalah ketika sekelompok anak muda yang ditugaskan membangunkan orang sahur.
Biasanya di kampung kami menyebutnya sebagai ‘Patrol’ mirip patroli lah yah tapi aktifnya sekali setahun alias hanya ada di bulan ramadan saja. Kalau aktif di hari biasa yang ada orang kampung malah ngamuk ahahah.
‘Patrol’ yang beranggotakan kurang lebih 10 anak muda dari umur belasan sampai dua pulahn. Mereka di lengkapi dengan alat tempur seperti keyboard, gendang yang ukurannya besar dan beberapa lat yang bisa membuat bunyi yang menggelegar.
Biasanya mereka memainkan irama seperti musik dangdut atau sound yang lagi viral sekarang. Kadang kalau mendengar mereka dari kejauhan saya ukup menikmati musiknya.
Tapi kalau lewat depan rumah, samping dan belakang lorong. Masya Allah, saya kadang tutup telinga saking kencangnya suaranya.
Jam 2 pagi mulai start keliling kampung. Kebetulan tetangga di belakang rumah adalah tempat start mereka.
Bayangin jam 2 pagi saya sudah mulai bangun karena suara kencang yang luar biasa, mau tidur se-nyenyak apapun saya pasti terbangun saking kencangnya.
Biasanya mereka selesai pukul 3 atau 3:30 dini hari dan garis finisih adalah di belakang rumah lagi. Jadi, bayangin kalau saya sudah sahur pengen tidur lagi eh tiba-tiba tim ‘Patrol’ ini kembali dari keliling kampung.
Wahh luar biasa heheheh tapi itu dia serunya karena ini hanya kalian dengarkan di momen ramadan saja. Part paling sedihnya kalau malam 30 ramadan saat-sat terakhir mendengarkan alunan musik tim ‘Patrol’ kampung kami.
Oh ya baru ingat, biasanya tim ‘Patrol’ ini ada lombanya loh. Jadi, pemerintah kabupaten biasanya mengadakan lomba dalam rangka memeriahkan bulan ramadan selain lomba mengaji, ceramah ada juga pawai dan lomba ‘Patrol’ ini. Seru banget kan!
Yasss. itu dia beberapa tradisi yang biasanya kami lakukan di kampung halaman kami. Bagaimana di kampung halaman kalian? Komen di kolom komentar yuk!
#BPNRamadan2024



2 Comments
Rahmatullah
Kurang lebih sama dengan kampung kami dsini, hal yang seru memang kalau bulan Ramadhan di kampung halaman
musdalifahmansur
siap pak, secara umum ada di masyarakat kita ya pak hehhe