Dilamar
BPN RAMADAN 2023

Dilamar

Adalah kata yang ditunggu-tunggu sebagian perempuan dewasa di usia matang, kata yang diharapkan akan terjadi pada mereka yang sudah lama menanti datangnya kabar baik. Atau mungkin kata ini menjadi biasa saja bagi mereka yang saat ini masih fokus pada cita-cita yang belum terealisasikan.

Dilamar adalah kunci pintu yang akan membuka peluang-peluang baru disana, akan bertemu dengan orang-orang baru dengan episode kehidupan yang baru.

Ketika itu terjadi perasaan pun akan campur aduk karena kita akan melewati proses sakral dalam kehidupan, kita akan memasuki babak baru yang penuh tantangan tapi menyenangkan.

Lantas, bagaimana jika itu terjadi pada kalian? Apakah kalian siap untuk mengarungi fase kehidupan yang baru? Apakah kalian sudah punya bekal yang cukup?

Dilamar? Wah gimana tuh ya rasanya. Adarasa senang dan tentu saja terharu karena sebentar lagi memasuki fase hidup yang baru.

Malam itu setelah berbuka puasa ada telepon dari ibu. Tanpa pikir panjang saya langsung menjawab  telepon beliau.

“Halo Ibu, sudah buka puasa ibu” tanyaku seperti biasa

“Iya Nak, sudah. Ini anu  ada Om mau bicara…”

Wah perasaan saya sudah gak enak nih, om siapa lagi ini. Ibu kok gak menyebut nama. Biasanya kalau nada bicara ibu kayak gini biasanya ada yag kerumah nanyain saya udah punya calon atau  belum.

Pokoknya pikiranku tuh udah menjurus kesana pokoknya. Sambil mikir si doi kok gak bilang-bilang kalau mau kerumah. Kalau beneran mau ngelamar kok gak ngomong dulu? Apa mau bikin surprise atau gimana ya?

Harusnya kan ngomong dulu ke saya gitu sebelum datang kerumah. Ibarat pepatah Bugis yang artinya “Tiba sebelum berangkat” artinya ngomong dulu ke saya gitu kan kalau mau datang, supaya ada pembecaraan sebelumnya jadi saya  dan keluarga bisa siap-siap gitu kan. Jadi, kalau kerumah sisa bahas tanggal baik aja.

Baca Juga : Kegiatan Menyambut Bulan Ramadan

Lah, ini kok gak ngomong dulu baru kerumah. Main datang aja, kaget dong saya. Ini kita belum bahas maharnya berapa, mau pake adat apa? terus bajunya yang bagaimana? Erang-erang atau seserahannya mau yang bagaimana? Periksa kesehatan mau di RS mana dulu.

Wah ini masih banyak yang belum dibahas kan, kita harus ketemu dulu bahas banyak hal gitu. Emang kapan baliknya sih ni orang, kok gak ngabarin dulu kalau mau ke Makassar. Langsung main kerumah aja. super duper panik bin kaget dong saya.

“Ibu suaranya putus-putus” belum sempat bicara dengan om yang ibu maksud, eh malah putus-putus jaringannya. Lalu, ibu menutup panggilannya. Tak lama berselang ada panggilan dari bapak.

“Nak, pulsa bapak habis minta tolong dikirimkan pulsa dulu ya”

“Baik bapak”

Tak lama bapak menelpon.

“Ini Nak ada Om mau..” lagi-lagi suara bapak putus-putus.

Pikiranku udah gak karuan dong ini. Ini om siapa sih?, kalau bapaknya si doi datang kerumah masa gak ngabarin dulu.

Atau ini Om yang lain nih. Wah gak bisa, gawat ini masa iya sama om-om. Waduh jangan dong Yaa Allah, jangan sia-siakan penantianku yang udah sekian lama ini.

Panik dong saya, lalu saya menelpon balik.

“Iya Nak ini om ….. mau minta jawabannya kalau bisa malam ini juga”

Ya Allah benar-benar jaringan ini kenapa sih gak bisa kerjasama disaat genting seperti ini. Ini lagi si Om, jawaban apa sih yang dia minta. Saya bahkan tidak diberikan kesempatan untuk sholat istikharah dulu.

Perasaan udah gak enak nih, jadi untuk kedua kalinya saya menelpon bapak kembali.

Saya mencoba untuk keluar mencari jaringan yang lebih baik. Beberapa menit saya berikan kesempatan bapak berbicara panjang lebar menjelaskan ini dan itu.

Baca Juga : Motor Sulit Dinyalakan Ternyata Ini Penyebabnya

“Tapi, bapak saya maunya fokus dipendidikan” jawabku

“Iya Nak boleh juga nanti fokus dipendidikan peluangnya ada untuk itu”

Saya kembali membiarkan bapak menjelaskan apa yang perlu beliau jelaskan dan jawaban saya,

“Maaf bapak kali ini saya menolak”

Giliran saya menjelaskan panjang lebar mengapa alasan saya menolak.

“Kali ini saya tidak bisa mengikuti petunjuk bapak, kali ini saya menolak” jawabku tegas

“Baiklah kalau begitu, padahal ini untuk masa depan kamu juga Nak” bujuknya lagi

“Jawabannya tetap tidak bapak, dan Insya Allah selamanya jawaban saya tetap TIDAK, saya mau fokus dipendidikan”

“Ya sudah nanti saya sampaikan ke Om” jawabnya singkat dan menutup telepon.

Si Om adalah sahabat baik bapak dan ibu sejak mereka masih remaja sampai sekarang dan tentu saja saya mengenal om tersebut.

Setelah memberikan pertimbangan dan alasan yang menurut saya masuk akal. Saya memutuskan dengan sangat sadar dan mengucapkan bismilahh menolak lamaran tersebut.

Saya menolak bukan perihal si Om nya tapi yang dia bawa itu bukan orang bukan manusia, tapi partai.

Dilamar partai politik di umur segini mungkin wajar  tapi bukan itu yang saya tunggu.

Antara mau ketawa karena gak nyangka aja dilamar partai, sedihnya karena udah su’udzon banyak sama orang. Marah-marah sama jaringan pula.

Baca Juga: Berbuka Puasa dengan Kerak Telor

Saya gak bilang dilamar partai itu gak bagus ya. Tapi, ini prinsip lagipula orientasi hidupnya orang kan beda-beda. Bagus dong ya kalau kita jadi wakil rakyat. Kita bisa mewakili suara rakyat untuk menyuarakan kepada pemimpin negeri ini apa sih yang mereka mau gitu kan. Itu bisa jadi ladang pahala juga kan bagi kita.

Tapi, prinsip saya tuh berbeda. Saya mau fokus bantu orang banyak dengan membagi ilmu saya yang masih fakir ini kepada mereka. Mengajarkan mereka keterampilan yang perlu mereka ketahui dan akan berguna bagi karir mereka nantinya. Salah gak sih kalau saya memilih jalan itu. Enggak kan?

Fokus saya itu di pendidikan, bagaimana mendidik generasi bangsa ini dalam membangun negeri. Bagaimana mereka akan berperilaku yang sesuai dengan norma dan adat.

Alhamdulillah ada yang menawarkan kepada saya, namun saya pikir masih banyak orang diluar sana yang lebih berkompeten di bidang tersebut. Masih banyak yang lebih mumpuni daripada saya dan masih banyak yang mau dan rela mengabdikan diri untuk masyarakat melalui jalur partai.

Alasan itu kemudian di terima oleh bapak dan beliau menyampaikan pesan saya kepada si Om untuk kemudian menjadi bahan pertimbangannya untuk mencari yang lebih baik lagi daripada saya.

Jadi bagaiamna rasanya dilamar?  Mungkin teman-teman ada yang bisa bantu jawab?hehehe

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Hayo mau ngapain???