perempuan bicara
Event

Bicara Perempuan, Perempuan Bicara ‘Menjadi Perempuan Merdeka’

April yang bertepatan dengan bulan Ramadhan, teman-teman dari Himpunan Mahasiswa Pendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Mulawarman memberikan kesempatan kepada saya untuk menjadi salah satu pemateri dalam acara History Discussion yang membahas tentang menjadi perempuan merdeka.

Dalam acara tersebut ada tiga orang pemateri yaitu Mbak Ona Mariani yang merupakan aktivis lingkar mahasiswa, saya sendiri sebagai pemateri kedua dan pemateri terakhir adalah Rondanglolo Rismawati yang merupakan salah satu pengurus BEM KM Unmul 2020.

Hal yang menjadi pokok bahasan saya saat itu adalah menjadi perempuan merdeka tanpa menyalahi kodrat. Bagaimana menjadi seorang perempuan merdeka tanpa mengabaikan apa yang telah melekat dalam dirinya?

 Di bagian awal saya mengajak adik-adik peserta diskusi untuk memahami dua hal yaitu kodrat perempuan dan perempuan merdeka.

Ketika seseorang mendengar  prase ‘kodrat perempuan’ maka yang ada di benaknya adalah dapur, anak, dan rumah. Padahal menjadi perempuan tidak melulu soal tiga keywords tersebut. Lantas, apa yang kita pahami dengan kodrat perempuan.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Daring (2020) kata kodrat merupakan kata benda yang berarti kekuasaan Tuhan, hukum alam, sifat asli atau sifat bawaan.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Daring (2020) kata kodrat merupakan kata benda yang berarti kekuasaan Tuhan, hukum alam, sifat asli atau sifat bawaan.

Hal ini dipertegas oleh Prof Huzaimah seperti yang dilansir dari wahidfoundation.org (2019) mengatakan bahwa kodrat perempan itu adalah sesuatu yang datangnya dari Tuhan, pemberian yang diberikan kepada perempuan yang tidak dimiliki oleh lawan jenisnya.

Sedangkan beberapa artikel yang sempat saya baca bahwa  ada empat kodrat perempuan yaitu menstruasi, kedua hamil, ketiga melahirkan dan yang terakhir adalah menyusui. Keempat hal itu adalah sesuatu yang sudah menjadi ketetapan yang Maha Esa. Lantas, mengapa banyak orang berpikir bahwa kodrat perempuan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan hal-hal domestik, seperti memasak, mencuci, membereskan rumah dan mengurus anak.

Lalu, bagaimana dengan koki di restaurant yang kebanyakan  laki-laki? Bagaimana dengan pelayan laki-laki di hotel bekerja membereskan kamar para tamu?

Jadi, kodrat perempuan bukan menyoal tentang mengurus dapur tetapi kodrat adalah sesuatu yang dimiliki seorang perempuan dan tidak ada pada laki-laki.

Jadi, perihal mengurus dapur semisal memasak, mencuci, ataupun segala sesuatu yang berkaitan dengan pekerjaan rumah tangga bisa dilakukan oleh laki-laki ataupun perempuan. Laki-laki memasak bukan berarti menyalahi kodratnya sebagai laki-laki, begitu juga perempuan yang bekerja mereka melakukan hal demikian bukan berarti menyalahi kodrat.

Laki-laki memasak bukan berarti menyalahi kodratnya sebagai laki-laki, begitu juga perempuan yang bekerja mereka melakukan hal demikian bukan berarti menyalahi kodrat.

Lalu, bagaimana dengan perempuan merdeka? Apakah perempuan merdeka adalah perempuan yang bebas melakukan kegiatan sesuai kemauannya?

Taufik Rahman (2018) dalam tulisannya di Geotimes mengungkapkan bahwa perempuan saat ini seharusnya punya pemikiran sendiri, mereka harus keluar dari cengkraman sejarah yang mengatakan bahwa perempuan dicipaptakan untuk laki-laki dan melahirkan keturunan serta  tidak mempunyai peran penting dalam masyarakat. Mereka juga harus terbebas dari pemancungan perasaan untuk tergoda dari rayuan laki-laki yang tak setia, bukan hanya itu seorang perempuan juga harus cerdas memilih calon imam yang baik untuk anak-anaknya kelak.

seorang perempuan juga harus cerdas memilih calon imam yang baik untuk anak-anaknya kelak.

Pertanyaan selanjutnya adalah apakah perempuan Indonesia sudah merdeka?

Ada kutipan menarik saya temukan di beberapa artikel di google sebelum membawakan materi ini  

“Perempuan memiliki kemerdekaan dalam menentukan masa depannya, perempuan tidak hanya sibuk di kamar atau di dapur tapi mereka juga mempunyai sikap dan kebebasan untuk memilih pilihan yang terbaik untuknya” Alef Theria dalam Kusumawardani (2020)

Dalam artian bahwa perempuan juga punya hak untuk merencanakan masa depannya mau jadi dan harus bagaimana bukan stuck pada pemikiran bahwa perempuan tempatnya hanya di dapur, sumur dan kasur.

Mereka harus bersuara, saling support sesame perempuan, memberikan dukungan satu sama lain dan mereka berhak berkarya di luar sana tanpa mempersoalkan masalah kodrat.

Beberapa tokoh perempuan yang bergerak mengajak perempuan lain untuk maju seperti Mbak Najwa Shihab, Merry Riana, Butet Manurung dan beberapa tokoh perempuan merdeka menurut aku yang patutu kita jadikan teladan.

Perempuan merdeka bisa melakukan apa saja yang menurut mereka baik, tapi bukan berarti terlepas dari norma-norma yang mengatur.

Hemat saya, perempuan merdeka bebas berkreasi dan berekspresi namun tetap dalam koridor agama. Jadilah perempuan hebat untuk anak-anakmu, jadilah istri yang sholehah untuk suamimu dan bermanfaatlah kepada sesame. Merdekalah untuk melakukan hal-hal yang bermanfaat buat masa depan kelak.

Jadilah perempuan hebat untuk anak-anakmu, jadilah istri yang sholehah untuk suamimu dan bermanfaatlah kepada sesame. Merdekalah untuk melakukan hal-hal yang bermanfaat buat masa depan kelak.

Dan masih banyak yang saya sempat sampaikan hari itu tapi sudah lupa. Hehehe…. Aku nyesel juga kenapa baru nulisnya sekarang. Perempuan merdeka versi kalian seperti apa? Silahkan share jawaban kalian di kolom komentar ya. Sampai ketemu di event selanjutnya. Wasalam.

Anonim. (2019). Yenny Wahid: Perempuan dan Laki-Laki Hanya Dibedakan dalam Tingkat Ketakwaannya Saja. https://wahidfoundation.org/index.php/news/detail/Yenny-Wahid-Perempuan-dan-Laki-Laki-Hanya-Dibedakan-dalam-Tingkat-Ketakwaannya-Saja

KBBI. (2020). Hasil Pencarian—KBBI Daring. https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/kodrat

Kusumawardani, D. (2020, September 2). Mau Jadi Perempuan Merdeka? Lakukan 5 Cara Ini untuk Menjadi Perempuan Merdeka. Ibuprofesional. https://www.ibuprofesional.com/post/mau-jadi-perempuan-merdeka-lakukan-5-cara-ini-untuk-menjadi-perempuan-merdeka

Rahman, T. (2018, September 10). Perempuan dan Kemerdekaan Sosialnya. GEOTIMES. https://geotimes.co.id/opini/perempuan-dan-kemerdekaan-sosialnya/

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Hayo mau ngapain???
Exit mobile version