Technology

ASUS VivoBook 15 A516 Laptop Impian Mahasiswa Milenial

Obrolan yang cukup panjang kala itu antara aku dan Bapak di ruang tengah. Malam itu terjadi pergolakan batin yang hebat antara aku dan pikiranku. Apa yang harus aku lakukan? Aku yang pengen kerja dulu tapi takut durhaka sama orang tua karena tidak memenuhi keinginan mereka. Sementara itu otakku belum mendingin karena gempuran skripsi kini harus siap-siap lagi beradaptasi dengan thesis.

Seminggu lagi adalah yudisiumku tapi bapak sudah menyuruhku untuk mendaftar ke jenjang pendidikan selanjutnya.

Aku yang baru aja berjibaku dengan segala keriuhan tugas akhir kuliah yang hampir bikin kepala pecah lantas diminta untuk lanjut lagi. Di lain sisi ada keinginan untuk mencari beasiswa dulu supaya gak membebani orang tua lagi.

“Sudah cukup diumur segini ngerepotin orang tua harusnya aku bisa cari kerja sendiri, biayai hidup sendiri dan bisa memberikan hasil keringatku untuk orang tua” gumamku dalam hati

Aku masih menunduk belum mengiyakan permintaan bapak, pikiranku masih travelling mencari alasan yang bisa diterima supaya gak kuliah dulu.

Aku masih terbayang pertempuran yang aku lalui dengan tugas akhir revisi, bimbingan, ujian yang bikin up and down, mana laptopku udah menahun berteriak minta ganti karena kelelahan siang malam stand by terus, beberapa bagian fisiknya udah gak mampu bertahan karena benturan beberapa waktu lalu membuat ujungnya retak. I need laptop, please!

Beberapa pertimbangan yang beliau berikan masih belum bisa aku terima sampai akhirnya dia mengeluarkan statement ini,

“Sekolah yang tinggi-tinggi mumpung bapak sama ibu masih hidup dan masih bisa melihatmu wisuda kesekian kalinya”

‘Jleb’ aman gak tuh jantung mendengar kalimat itu. Waduh olahraga jantung aku malam-malam gini.

“Oke Pak besok Ippo urus berkasnya” udah gak bisa mikir lagi setelah mendengar ucapan bapak seperti itu, aku langsung mengiyakan.

Keriuhan pendaftaran mahasiswa baru

Beberapa berkas ingin aku siapkan sebagai berkas pendaftaran untuk lanjut kuliah lagi dan baru nyadar klo ijazah aja belum ada. Jangankan ijazah yudisium aja baru minggu depan.

Setelah membaca dengan seksama syarat pendaftaran untuk mahasiswa baru ternyata bisa mendaftar dengan surat keterangan lulus. Jadi, aku hanya bisa mendapatkan itu setelah yudisium.

Jadwal yudisiumku tanggal 10 Mei pukul 1 siang sedangkan batas pendaftaran kuliah untuk jenjang magister itu tanggal 10 Mei jam 4 sore. Panik gak? Iyalah panik. Tapi aku harus tetap waras dan tenang supaya semua rencana berjalan dengan lancar.

Mukjizat doa orang tua

Ini gimana caranya ya aku bisa daftar, surat rekomendasi dari dosen belum ada, mau minta surat rekomendasi juga caranya gimana orang saya belum lulus. Dalam hati mikir Yaa Allah ini gimana caranya? Aku cuma mau liat orang tua aku bangga dan bahagia kalau aku bisa kuliah lagi. Aku berdiri disini untuk mewujudkan mimpi mereka.

Lalu, aku teringat salah satu hadis bahwa “Doa orang tua terhadap anaknya sama seperti doa nabi terhadap umatnya” HR. Ad. Dailami. Karena udah niat dalam hati untuk membuat orang tua bahagia makanya aku meminta restu dari beliau berdua agar dimudahkan segala urusan menuju kebaikan ini.

Tanggal 10 Mei pagi-pagi sekali aku membuka laptop dan mendowload format rekomendasi yang tersedia di website kampus. Karena si Azzera ini (baca: laptopku)  udah tua jadi butuh kesabaran extra untuk menghadapinya, loadingnya agak lama karena softwarenya butuh di upgrade. Seingatku ini baru 2 kali sejak aku membelinya 2009 silam.  Baterainya juga udah jebol jadi bayangin aja kalau tiba-tiba mati lampu terus filenya belum ctrl+s. Pokoknya gitu lah!

After the long process with Azzera akhirnya format surat rekomendasi sudah diprint sesuai dengan panduan pendaftaran yang akan diberikan kepada dosen nantinya. Masih kurang satu lagi yaitu surat keterangan lulus yang belum ada. Mau aku nangis kek gimana juga gak bakalan dikasi kalau belum yudisium.

Aku kuliah di almamater yang sama karena beberapa pertimbangan dan juga atas permintaan orang tua kalau kuliah sebisa mungkin gak jauh dari mereka padahal udah rencana mau lanjut ke Malang atau ke Jogja tapi gak ada izin.

Setelah format surat rekomendasi sudah ada aku berangkat ke kampus berharap ada keajaiban-keajaiban disana. Dalam perjalanan aku teringat durasi waktu antara yudisium dengan jadwal pendaftaran itu hanya beberapa jam saja. Aku mulai putar otak, ini dari jam 1 ke jam 4 aku harus menemui dua dosen untuk meminta surat rekomendasi itu caranya bagaimana ya?.

Sambil mikir kuperhatikan beberapa mahasiswa  sudah ada di ruangan dan ternyata hanya 6 orang saja, biasanya  yudisium dilaksanakan ketika jumlah mahasiswa dalam satu fakultas itu berjumlah 50-an mahasiswa jadi harus nunggu dulu sebanyak itu baru bisa yudisium. Tapi, belakangan aturan itu kemudian diubah.

Kami berenam duduk berjejeran dikursi yang sudah disediakan, di depan kami sudah ada Pak dekan , seorang dosen dan kepala bidang kepegawaian. Kebetulan Pak dekan yang menjabat sekarang dan satu dosen lainnya adalah dosen yang cukup mengenalku karena beliau pernah mengajar kami beberapa semester.

“Aku sudah dapat dosen yang akan memberikan aku rekomendasi” gumamku dalam hati sambil senyum-senyum mendengar arahan dari beliau, karena peserta yudisium hanya sedikit jadi durasinya juga singkat hanya berlangsung sekitar 30 menit saja.

Setelah proses yudisium selesai aku langsung menghadap dan memberikan amplop yang berisi format surat rekomendasi kepada beliau ke pak dekan dan salah satu dosen kami, lantas dia bertanya keheranan ini apa. Lalu, aku menjelaskan bahwa aku ingin lanjut kuliah lagi dan pendaftaran ditutup hari ini pukul 4 sore.

Beliau sangat antusias beliau langsung mengisi surat rekomendasi tersebut, hal yang sama dilakukan juga oleh dosen kami yang ada disebelahnya. Setelah itu beliau menyerahkan amplop yang berisi surat rekomendasi dan memintaku mengikutinya ke lantai bawah.

Tiba di lantai satu beliau langsung mengumumkan ke semua pegawai fakultas,

“Ini ada mahasiswa yang mau lanjut kuliah tolong di bantu pemberkasannya apa saja yang dibutuhkan dan tolong dibuatkan surat keterangan lulus segera karena pendaftaran ditutup hari ini”, sambil melihat ke arahku.

Hal yang sama juga dilakukan oleh pegawai yang di ruangan itu. (Kebayang gak mukaku merahnya kek apa karena jadi pusat perhatian, ehem)

Semua pegawai yang tadinya terdiam mendengar suara beliau langsung bergerak cepat setelah mendengar perintah dari dekan dan salah satu dari mereka memanggilku dan meminta beberapa data diri yang dibutuhkan, seperti nim, nama lengkap dan jurusan.

Melihat situasi itu rasanya aku pengen nangis, sungguh diluar dugaan, Allah memudahkan semuanya. Waktu menunjukkan pukul 3 tinggal sejam lagi pendaftaran ditutup. Aku bergegas menemui  Si Berta (baca:motorku) tapi dia lagi ngambek. Berulang kali distarter tapi gak bisa nyala,

“Yaa Allah apa lagi ini”

Lalu, aku menelpon temanku yang memungkinkan bisa mengantarku ke kampus pascasarjana yang jaraknya beberapa kilometer dari fakultasku.

Tiba di loket pendaftaran aku menyodorkan berkas yang dibutuhkan untuk mendaftar dan memberikan uang pendaftaran ke petugas loket. Tapi, petugas itu mengembalikan setengahnya, aku kaget dong loh ini kenapa saya ditolak atau bagaimana padahal kan ini belum jam 4.

“Karena lulus cumlaude jadi cuma bayar setengah dan tidak perlu tes tertulis, cukup ikut wawancara saja” kata petugasnya.

“Yaa Allah terimakasih” aku terharu banget, Allah baik banget sama aku padahal dosaku banyak banget. Hiks..hiks..

Setelah melalui proses tes wawancara dan lolos kini aku siap menjadi mahasiswa millennial. Ini semua berkat doa dan harapan orang tuaku. Mereka tak henti-hentinya mengucap rasa syukur yang luar biasa akhirnya bisa kuliah dengan bebas tes.

Maka, mulai saat itu aku berjanji pada diri sendiri untuk membuat mereka bahagia dengan mengukir prestasi dan bisa meraih pendidikan setinggi-tingginya.

Siap Menjadi Mahasiswa Milennial

Hari pertama menjadi mahasiswa ‘lagi’ aku mengikuti beberapa agenda kegiatan wajib yaitu matrikulasi umum dan khusus. Matrikulasi umum diikuti oleh semua mahasiswa baru tanpa terkecuali, mulai dari jenjang S2 sampai S3 untuk semua jurusan. Ini lebih mirip dengan kuliah umum.

Sedangkan matrikulasi khusus diselenggarakan selam dua bulan penuh. Matrikulasi khusus seperti kuliah pada umumnya. Materi perkuliahan yang diberikan hanya 3 mata kuliah dan wajib lulus ketiganya, kalau tidak lulus artinya mengulang lagi tahun depan dengan mahasiswa baru.

Matrikulasi khusus ini menurutku semacam kuliah awal sebelum memasuki semester baru agar kita punya gambaran bagaimana proses dan sistem pembelajaran yang digunakan.

Hari pertama matrikulasi khusus aku bertemu dengan teman kelas baru yang bagiku beberapa diantara masih asing karena datang dari kampus yang berbeda sisanya teman satu alamamater. Kami terdiri dari umur yang berbeda dan asal tahu saja aku yang paling muda di antara mereka. hehehe

Lalu, bagaimana aku menjalani hari menjadi seorang mahasiswa milenial?

Kuliah di tingkat magister berbeda dengan sarjana karena kita hanya kuliah selama dua hari dalam seminggu artinya masih ada 4 hari lainnya yang bisa aku gunakan untuk melakukan aktivitas yang bermanfaat.

Dalam sehari aku punya 3 sampai 4 mata kuliah dan beberapa dosen tidak menggunakan buku fisik sebagai referensi tapi beliau hanya membagikan kepada kami e-book yang menurutnya cocok dijadikan referensi jadi ketika kuliah kami semua membacanya dari laptop.

Tugas yang diberikan kebanyakan bikin makalah dan presentasi dan sesekali melakukan research mini maka senjata utama untuk menjalani semua itu adalah laptop. Bisa bayangkan kan kondisi Azzera ini udah beratnya bikin sakit punggung, loadingnya lama, terus kemana-mana harus bawa charger. Huft… Makanya aku memiliki impian untuk punya laptop yang menunjang kegiatan perkuliahan ini.

Dua hari kuliah masih ada sisa 4 hari lagi yang bisa aku gunakan untuk kegiatan lain, aku gak mau jadi mahasiswa 3K (Kampus, Kamar, Kakus) atau jadi mahasiswa 4D (Datang, Duduk, Diam, Dengar). Aku mau mengupgrade diri dengan ilmu diluar kampus, membangun networking dan juga bisa bekerja sesuai dengan passion aku.

Seperti yang dilansir oleh pintek.id katanya mahasiswa milienial itu harus kreatif, inovatif, dan informatif, menghargai passion daripada gaji, mengutamakan pengembangan diri, serba cepat, melek teknologi, dekat dengan social media dan beberapa karakter lainnya.

Menjadi Mahasiswa Milenial

Langkah pertama yang kulakukan adalah dengan aktif di beberapa organisasi. Kenapa organisasi? karena ilmu yang didapatkan dari organisasi tidak diajarkan langsung dari dosen kita tetapi di organisasi kita belajar banyak seperti public speaking, membangun jaringan, dan tentunya belajar manajemen waktu.

Di organisasi kita bisa bertemu banyak orang bergaul dengan banyak orang dan dari situ kita belajar bagaimana menempatkan diri dalam situasi dan kondisi tertentu.

Kegiatan organisasi lebih banyak di organisasi KMP-UNM ini sebuah organisasi kedaerahan yang bergerak di pendidikan yaitu bagaimana mewadahi mahasiswa yang berasal dari daerah yang sama untuk turut serta berkontribusi untuk daerah kami.

Tidak cukup sampai disitu aku juga mengikuti beberapa kegiatan pengembangan diri dengan mengikuti beberapa workshop kegiatan yang mendukung passion seperti Workshop Miracle Teaching yang aku ikuti beberapa waktu lalu (sebelum pandemic).

Menjadi mahasiswa milenial yang ada dijenjang magister artinya kita dipersiapkan untuk menjadi dosen dimana kita harus giat untuk melakukan penelitian dan mempublikasikan hasil penelitian kita kepada dunia.

Salah satunya adalah dengan menulis artikel ilmiah yang kemudian akan dipublish di jurnal baik itu tingkat nasional ataupun internasional. Maka dari itu kampus aku mensyaratkan mahasiswaya ketika ingin menyelesaikan studi harus punya artikel ilmiah yang di publish serta pernah ikut dalam konferensi nasional dan internasional.

Seperti kegiatan yang pernah ikuti di Jogjakarta yang berlangsung selama 3 hari itu adalah The 15th AsiaTEFL- 64th TEFLIN Internasional Conference kerjasama Universitas Negeri Yogyakarta dengan TEFLIN dan AsiaTEFL yang dihadiri beberapa negara  dari ASEAN dan Asia.

Selama di Jogja kemarin aku harus meminjam laptop adikku karena Azzera sudah sangat tidak mungkin untuk dibawa bepergian jauh. Kondisinya sudah sangat mengkhawatirkan. Meskipun saat presentasi kemarin aku agak panik karena ternyata butuh kabel HDMI. Mana ini kali pertama presentasi di depan orang asing lagi.

Uhft.. Para peserta seminar di depanku sejak tadi mengamatiku mengutak-atik laptop, dalam pikirannya mungkin mikir ini orang bisa pakai laptop atau gimana sih. Selesai presentasi banyak yang bertanya lagi. Bayangin gimana lututku gak gemetaran. Yaa Allah new laptop, please!.

Baru beberapa hari tiba dari Jogja aku ada panggilan dari salah satu teman dari Toraja yang berprofesi sebagai dosen. Beliau punya serangkaian kegiatan yang salah satunya adalah workshop penerjemahan bahasa Inggris. Beliau mengundangku dan beberapa orang teman sebagai pembicara disana sebagai pemateri.

Sebelum hari-H aku briefing dengan dua orang teman yang nantinya akan menjadi pemateri juga. Kami berdiskusi terkait materi yang akan kami bawakan seperti apa, supaya materi yang akan kami bawakan tidak tumpang tindih. Mengingat acaranya selama dua hari jadi materinya dipadatkan.

Kami briefing dengan laptop masing-masing tapi aku lupa bawa chargernya Azzera jadi aku gak bisa pakai laptop hanya mencatat di buku saja.

Kami kemudian berangkat sesuai jadwal yang ditentukan dan kami menginap di Hotel Misiliana yang ada di Toraja. Azzera aku gak bawa, jadi presentansi hanya meminjam laptop saja. Hiks…Hiks!

Untuk menjadi mahasiswa milenial dengan segala kegiatan yang padat seperti itulah makanya aku butuh laptop yang mumpuni. Sebenarnya kalau boleh jujur ada satu laptop yang menjadi impianku. Itu adalah Asus VivoBook 15 A516 laptop impian mahasiswa milenial yang membantuku untuk meraih segudang prestasi.

Kenapa harus Asus Vivo Bok 15 A516? Yuk kita intip dulu apa yang membuat aku memilih dia dibanding kamu, eh enggak maksudnya memilih ASUS dibanding lain.

Asus VivoBook 15 A516 is My Dream Laptop

Kalau dengar brand ini aku gak perlu menjelaskan banyak ya. Buktinya di ajang Red Dot Design Award 2019 kemarin yang diselenggarakan di Jerman Asus memborong 21 penghargaan. Gila gak tuh?

FYI, Red Dot Design Award itu adalah ajang bergensi yang dilaksanakan tiap tahun untuk mencari produk tertentu dengan desain yang terbaik dan ini seleksinya bukan hanya beberapa negara saja loh tapi seluruh dunia. Keren kan?

Jadi semakin yakin dong kalau milih laptop tentunya pilih ASUS. Nah, untuk Asus Vivobook 15 A516 keistimewaan tersendiri. Yuk kita intip apa saja spesifikasinya!

Mahasiswa Milenial itu katanya serba cepat, ada betulnya juga makanya kita butuh perangkat yang cepat. Dengan Prosessor Intel Core i5 generasi ke 10 bisa membantu kita mengerjakan sesuatu dengan cepat. Seperti kata Mbak Dedew,

“Nikmati semua manfaat dengan PC yang lengkap – PC sudah termasuk Office Home & Student 2019. Aplikasi Office versi lengkap (Word, Excel dan PowerPoint) memberikan semua fungsi yang dibutuhkan dan diharapkan oleh penggunanya. Penggunaan aplikasi Office seumur hidup dapat memastikan Anda untuk selalu memiliki akses ke fitur yang Anda kenal dan sukai. Dilengkapi dengan 100% aplikasi Office asli, software juga akan terus mendapatkan pembaruan keamanan yang rutin untuk melindungi perangkat, program dan data Anda.”

Mantap kan!

Bisa dibilang laptop itu otak kedua aku, jadi semua data yang ada di kepala itu kalau bisa ada di laptop juga karena banyaknya kegiatan dan hal-hal yang berhubungan dengan laptop ini jadi aku butuh laptop dangan kapasitas penyimpanan yang cukup besar. Ada sih yang penyimpanannya cukup besar tapi agak lambat gitu responnya.

Nah, di ASUS Vivobook 15 A516 ini punya kapasitas penyimpanan 1TB terus 256 G HDD plus SSD. Bisa simpan banyak file tugas kuliah, proposal kegiatan atau dokumentasi seperti foto ataupun video. Bisa nyimpan drama korea juga dong berarti? Bisa banget karena ASUS tu tau banget kebutuhan mahasiswa seperti aku.

Mengutip dari blognya mbak dedewriter di https://www.dewirieka.com/

“Komputer masa kini memiliki tampilan berbeda karena mereka memang berbeda. Dengan solid-state drive (SSD) dan teknologi terkini, Anda mendapatkan kecepatan, keamanan, ketahanan, dan desain yang cantik. Kami telah melakukan jajak pendapat, dan hasilnya, orang-orang lebih senang saat bepergian dengan PC modern.”

Tentunya dong, kalau aku tampil didepan sebagai pembicara didukung laptop yang modern seperti ini membuat percaya diriku naik 100 % hehehe

Sebagai anak muda (ciyeeee…. Masih muda) kita mau dong gaya-gayaan juga yang trendi gitu kan. Kita juga suka bepergian pindah-pindah tempat (Kayak nomaden yah?) untuk beberapa kegiatan. Nah, kebayang gak kalau laptopku yang sekarang beratnya 2 kg lebih itu ikut kemana-mana? Bisa-bisa belum jadi nenek-nenek aku udah bungkuk. Naduzbilah yah.

ASUS Vivobook 15 A516 dengan desain yang stylish cocok banget untuk anak muda apalagi beratnya cuma 1,8kg aja. Portable untuk dibawa bepergian, kegunung bisa, ke pantai bisa, kerja laporan di atas kuda juga bisa. Heheh bercanda ding. Dilengkapi dengan lapisan transparent Silver atau Slate Grey ini membuatnya makin kece seperti aku. hehehe

Sesekali kita butuh dong yang namanya hiburan, kuliah kerja , berorganisasi kadang ada jenuhnya juga ya kan?. Biasanya aku suka nonton drama korea kalau lagi jenuh atau sekadar merefresh pikiran sejenak. Laptop dengan layar lebar dengan panel full HD itu akan memberikan kita pengalaman nonton ala-ala bioskop gitu.

Jadi, kita bisa menatap wajah oppa-oppa Korea yang segar, halus nan mulus dengan sangat jelas terpampang nyata di layar laptop. Bisa menikmati film dengan sensasi yang berbeda karena punya lapisan anti silau. Benefitnya mantap banget pokoknya.

Tampilan backlit keyboard membuat laptop ini tampil kece, elegant dan mewah guys. Desainnya juara memang, ini akan memudahkan kita melakukan pekerjaan di lingkungan yang minim cahaya sekaligus.

Masih kurang yakin? Nih masih ada infromasi penting dari blognya Mbak Dedew

“Laptop dengan prosesor Intel® Core™ 10th Gen series ke atas didesain untuk performa dan mobilitas. Dengan efisiensi yang tinggi serta dimensi thin and light, laptop menawarkan peningkatan performa dan produktivitas untuk penggunanya. Konektivitas WiFi generasi terbaru juga memungkinkan transfer data 3x lebih cepat dibanding generasi sebelumnya.”

Mahasiswa Milenial suka yang serba cepat kan ya!

Pernah suatu ketika di kelas giliran aku yang presentasi jadi aku pakai laptopnya adikku. Semuanya sudah siap, power point juga udah oke. Tadi sebelum kelas dimulai juga sudah latihan tapi giliran mau dicolokin ke LCD wah butuh kabel HDMI supaya bisa terhubung. wah , panik gak? Panik dong mana dosennya udah mau datang lagi. Jadi, aku minta bantuan ke teman-teman kali aja ada yang punya kabel HDMI.

Karena aku gak mau terulang kejadian yang sama makanya aku memimpikan punya laptop yang gak butuh perintilan tertentu. ASUS Vivobook 15 A516 sudah menyediakan itu jadi, kabel LCD bisa langsung dicolokin ke laptop kita. Aman kan?

Aku pernah waktu pulang dari kampus mau antar teman beli flashdisk tiba-tiba aku dibegal di motor karena aku udah gak tahan dengar teriakan temanku dibelakang gara-gara saling tarik tas gitu dengan teman si pembegal ini akhirnya aku banting stir motor dan jatuh ke kiri. Niatnya sih supaya gak dipepet lagi sama si  pembegal ini tapi kita jatuh tertindih motor. Dan aku baru tau kalau temanku itu bawa laptop. Bisa bayangin gak kondisi laptop kita itu macam mana kalau jatuhnya kek gitu. Bayangan sendiri aja ya!.

Makanya aku mikir waduh kalau jatuh kek gitu laptopnya kenapa-kenapa itu gimana ya? Its ok sih kalau perangkat penyok tapi kalau data didalamnya gak bisa di akses wah bisa repot urusannya. File penting melayang dong. Nah, ASUS Vivobook 15 A516 ini ternyata juga udah punya peredam anti getar jadi bisa mengurangi kemungkinanan kerusakan HDD guys. Mantap nih ASUS. Makin cinta aku.

Nilai plus lainnya adalah ASUS Vivobook 15 A516 dilengkapi dengan Fingerprint sensor dengan sekali sentuhan tanpa harus mengetikkan kata sandi lagi.

Ahh.. au ah ASUS memang bikin ngiler kek makanan aja. Dan yang bikin aku tambah greget sama ASUS karena teman-teman pake laptop ASUS semua. Teman-teman nih pada jago banget kalau jadi kompor ya. Bisa-bisanya mereka pakai laptop ASUS semua.

Nah kan? ASUS memang worth it banget. Maka akan sangat berbahagialah yang punya ASUS Vivobook 15 A516 ini untuk mendukung menjadi mahasiwa milenial yang siap berprestasi. ASUS Vivobook 15 A516 Bismillah صَلَّى اللهُ عَلَى مُحَمَّد Aamiin.

Semoga nanti bisa mengerjakan tugas akhir kuliah menggunakan laptop impian ini. Aamiin. Semoga rezeki ya dapat laptop ASUS Vivobook 15 A516. Allah SWT memberikan apa yang kita butuhkan. Aamiin. ASUS Vivobook 15 A516 Yes!

Jadi Mahasiswa Milenial Kreatif, Inovatif, dan Informatif, YES

Mahasiswa Milenial yang aktif upgrade skill, YES

ASUS Vivobook 15 A516 untuk Mahasiswa Milenial, YES

Spesifikasi dan Harga ASUS VivoBook 15 (A516)

CPUIntel® Core™ i5-1035G1 Processor 1.0 GHz (6M Cache, up to 3.6 GHz) Intel® Core™ i3-1005G1 Processor 1.2 GHz (4M Cache, up to 3.4 GHz) Intel® Celeron N4020 Processor 1.1GHz (4M Cache, up to 2.8GHz)
Operating SystemWindows 10
MemoryUp to 8GB DDR4 RAM
Storage256GB PCIe® Gen3 x2 SSD 512GB PCIe® Gen3 x2 SSD 1TB HDD + 256GB PCIe® Gen3 x2 SSD
Display15.6”, FHD (1920 x 1080) 16:9, Anti-glare 15.6”, HD (1366 x 768) 16:9, Anti-glare
GraphicsNVIDIA GeForce MX330 (optional) Intel UHD Graphics
Input/Output1x USB 3.2 Gen 1 Type-A, 1x USB 3.2 Gen 1 Type-C, 2x USB 2.0 Type-A, 1x HDMI 1.4, 1x 3.5mm Combo Audio Jack, Micro SD card reader
CameraVGA Web Camera
ConnectivityWi-Fi 5 (802.11ac), Bluetooth 4.1
AudioSonicMaster, Audio by ICEpower®, Built-in speaker, Built-in microphone
Battery37WHrs, 2S1P, 2-cell Li-ion
Dimension36.02 x 23.49 x 1.99 ~ 1.99 cm
Weight1,8 Kg
ColorsTransparent Silver, Slate Grey
PriceRp5.299.000 (Celeron N4020/HD/Intel UHD Graphics/4GB/256GB SSD) Rp5.399.000 (Celeron N4020/FHD/Intel UHD Graphics/4GB/256GB SSD) Rp7.599.000 (Core i3/HD/Intel UHD Graphics/4GB/256GB SSD + 1TB HDD) Rp7.899.000 (Core i3/FHD/Intel UHD Graphics/4GB/256GB SSD + 1TB HDD) Rp7.799.000 (Core i3/FHD/GeForce MX330/4GB/256GB SSD) Rp8.199.000 (Core i3/FHD/GeForce MX330/4GB/512GB SSD) Rp10.999.000 (Core i5/FHD/GeForce MX330/4+4GB/256GB SSD + 1TB HDD) Rp11.099.000 (Core i5/FHD/GeForce MX330/8GB/256GB SSD + 1TB HDD)
Warranty2 tahun garansi global

“Artikel ini diikutsertakan dalam ASUS – 15 Inch Modern PC. Bigger Dream, Wider Screen Writing Competition bersama dewirieka.com”

Materi tulisan dari https://www.asus.com/id/Laptops/For-Home/Everyday-use/A516

100 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Hayo mau ngapain???